WahanaNews.co | Fraksi PDI Perjuangan telah menunjuk Wakil Ketua Komisi VII DPR, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, untuk menjadi Ketua Komisi III DPR menggantikan Herman Hery yang dipindah ke Komisi VII DPR.
Anggota Fraksi PDI-P, Hendrawan Supratikno, mengatakan, Bambang dipilih menggantikan Herman karena Bambang merupakan sosok senior di Fraksi PDI-P.
Baca Juga:
Bambang Pacul Sebut Ono Surono Masuk Penjaringan PDI-Perjuangan untuk Pilgub Jabar
"Betul (Bambang Wuryanto gantikan Herman Hery). Tokoh senior fraksi," kata Hendrawan saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (18/11/2021).
Selain menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR, Bambang juga merupakan Sekretaris Fraksi PDI-P serta Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu dan Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah.
Dikutip dari situs DPR RI, Bambang terbilang sudah cukup lama malang-melintang di Senayan.
Baca Juga:
Pemilu 2024, PDIP: Semoga Teman-teman (Parpol Lain) Ikhlas Berikan Kami Hatrick
Ia telah menjadi anggota DPR sejak periode 2004 hingga saat ini.
Pria kelahiran Sukoharjo, 17 Juli 1956, itu juga diketahui punya pengalaman panjang di DPP PDI-P.
Ia tercatat pernah menjadi Ketua DPP PDI-P Bidang Energi dan Pertambangan pada 2018 serta anggota Badiklatpus DPP PDI-P pada 2000-2004.
Pernyataan Kontroversi soal Ganjar
Nama Bambang Pacul sendiri kerap kali muncul dalam pemberitaan mengenai “drama” di internal PDI-P terkait pencalonan presiden untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang, khususnya menyangkut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Berikut sejumlah pernyataan dan tindakan Bambang yang sempat membuat heboh:
1. Tak Undang Ganjar
Pada Mei 2021 lalu, Bambang membuat heboh ketika tidak mengundang Ganjar dalam acara yang dihadiri Ketua DPR, Puan Maharani, di Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Bambang, salah satu alasannya adalah soal manuver Ganjar di media sosial tentang pencalonan presiden di Pilpres 2024.
Bambang menyebutkan, aktivitas Ganjar di media sosial tidak sejalan dengan strategi partai yang masih menyaring nama-nama yang layak untuk dijagokan pada Pilpres 2024.
Seharusnya, kata Bambang, strategi pencalonan harus menunggu persetujuan Ketua Umum PDIP-P, Megawati Soekarnoputri.
"Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," kata dia.
Bambang mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar terkait hal itu, tetapi ia merasa tidak diindahkan.
"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos (sudah saya kasih kode duluan. Kok semakin terus saja, ya saya agak keras). Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," kata dia.
2. Sebut Puan Bak Teh Botol Sosro
Pada Juni 2021, di media sosial beredar rekaman percakapan Bambang yang mengibaratkan Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, seperti Teh Botol Sosro pada Pilpres 2024.
"Teh Botol Sosro, apa pun makanannya, Puan Maharani wakilnya. Siapa pun calon presidennya, wakilnya PM (Puan Maharani)," kata Bambang Pacul dalam rekaman itu, dilansir Selasa (8/6/2021).
Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, membenarkan rekaman tersebut memang suara Bambang Pacul.
Akan tetapi, menurut dia, seharusnya rekaman itu off the record, bukan disebar ke publik.
"Itu Pak Bambang Pacul, bukan dengan Ibu Mega. Pak Bambang Pacul sedang di Jawa Tengah, kemudian berbicara dengan wartawan yang seharusnya off the record, tetapi malah ada yang bocorkan," kata dia.
3. Sebut Kader PDI-P sebagai “Celeng”
Beberapa bulan berselang, pernyataan Bambang kembali membuat heboh setelah ia menyebut kader PDI-P yang sudah mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden bukanlah banteng, tetapi celeng.
"Adagium di PDI-P itu, yang di luar barisan bukan banteng. Itu namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," ujar Bambang Pacul.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo, Albertus Sumbogo, mengatakan, simpatisan dan kader PDI Perjuangan yang mendukung Ganjar Pranowo hanya menyampaikan aspirasi sebelum Megawati memutuskan capres dari partai banteng itu untuk Pilpres 2024.
Pria yang menjabat Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) itu mengaku hanya menampung aspirasi masyarakat.
"Bagi saya, saya masih dalam barisan. Hak bicara, hak aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan yang harus jadi Ganjar, bukan. Aspirasi masyarakat ini kan perlu ditampung," kata Albertus, Senin (11/10/2021). [qnt]