Sementara, Hendri menilai Surya Paloh juga berpikir kenapa Jokowi terganggu dengan pencalonan Anies yang merupakan bagian dari ritual 5 tahunan dalam demokrasi alias Pemilu Presiden. Sehingga, Hendri menilai pertemuan keduanya bertujuan untuk memperbaiki pesan komunikasi yang hilang.
"Meluruskan kesalahpahaman, sehingga diberitakan petinggi NasDem hasilnya positif, akhirnya kedua teman ini saling mengerti," kata Hendri.
Baca Juga:
Serbuan Barang Impor dan Krisis Global, Industri Tekstil RI di Ujung Tanduk
Hendri tak menutup kemungkinan reshuffle kabinet akan tetap terjadi setelah pertemuan tersebut. Akan tetapi, dia meyakini kocok ulang posisi menteri tersebut bukan akibat pencalonan Anies, tetapi murni karena faktor kinerja.
Jika muncul kesan reshuffle dilakukan karena pencalonan Anies, dia menilai Jokowi justru akan memberikan panggung untuk NasDem agar lebih mendapatkan simpati dari masyarakat.
"Kesannya (NasDem) dizalimi, rakyat pasti bantu," ujarnya.
Baca Juga:
PAN Siap Gelar Karpet Biru untuk Jokowi dan Keluarga: 1.000 Persen Kami Welcome!
Jokowi sendiri menolak untuk menjelaskan isi pertemuannya dengan Surya Paloh tersebut. Ia juga tak mau merinci apakah mereka membahas isu kocok ulang atau reshuffle kabinet dalam pertemuan itu.
"Mau tau aja," kata Jokowi saat ditemui usai mengumumkan dimulainya kick off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu 29 Januari 2022.
Selebihnya, Jokowi hanya merespons santai ketika ditanya soal pertemuan ini. "Pertemuannya biasa-biasa saja," kata dia.