WahanaNews.co, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengalami perpecahan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan ini dianggap sebagai salah satu alasan Jokowi beralih mendukung Partai Golkar.
Meskipun secara formal Presiden Jokowi masih tercatat sebagai kader PDIP, namun belakangan ini hubungannya dengan partai tersebut dikabarkan menjadi renggang setelah anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden dari pasangan calon presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga:
Pilgub Sumut 2024: PAN Pilih Bobby Nasution, PDIP dan Golkar Dukung Musa Rajekshah
Sebagai tanda tidak biasa, Jokowi terlihat mengenakan dasi kuning saat hendak berangkat ke Jepang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Melansir Tempo.co, tindakan ini diinterpretasikan oleh Partai Golkar sebagai sinyal bahwa presiden merasa nyaman dan tengah mendekatkan diri kepada mereka.
Ujang menyatakan bahwa meskipun Jokowi belum secara resmi meninggalkan PDIP, namun realitas politik menjelang Pemilihan Presiden 2024 menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda.
Baca Juga:
Respon Airlangga Hartarto terhadap Kemungkinan Aklamasi sebagai Ketum Golkar
Ia menekankan bahwa di Partai Golkar, Jokowi bukanlah ketua umum atau pejabat tinggi partai, melainkan hanya merupakan kader atau anggota partai.
"Jokowi ini menganggap PDIP tidak memberi rasa aman, kemudian bisa berlabuh ke partai lain," kata Ujang, yang juga merupaka Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia saat dihubungi pada Selasa, 26 Desember 2023.
Dalam Pilpres 2024, PDIP mengusung Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Wakil Presiden Mahfud MD. Sementara Gibran digandeng oleh dari Capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, yang disokong oleh mayoritas partai pendukung pemerintah seperti Gerindra, Golkar, PAN, PSI, Gelora, Garuda, Demokrat hingga PBB.
Hubungan Jokowi dan Megawati pasang surut sejak awal tahun. Usai Gibran dijadikan cawapres Prabowo, Teuku Umar berulang kali menyinggung kepentingan politik Istana.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya merasa ditinggalkan oleh Jokowi usai terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi yang meloloskan Gibran untuk Pilpres 2024.
DPC PDIP Kota Medan juga memecat Bobby Nasution, menantu Jokowi sebagai kader partai pada 10 November 2023.
Bobby secara terang-terangan menyatakan dukungan ke pasangan capres-cawapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melalui organisasi Barisan Pengusaha Pejuang.
Ketua Umum PDIP Megawati menyinggung pihak berkuasa saat ini bertingkah bak rezim orde baru. Putri Presiden Sukarno ini menyindir pemerintah dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakornas) organ relawan pendukung Ganjar-Mahfud di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
"Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" kata Megawati dengan suara lantang.
Presiden Jokowi memilih tidak berkomentar terhadap pernyataan Mega. Ia ditanya ini usai menanam pohon di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, akhir November lalu.
Jokowi sempat mengindikasikan tidak ada masalah dengan Megawati usai putra sulungnya Gibran diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Kehadiran Gibran di kubu Koalisi Indonesia Maju bagaimana pun dianggap sebagai representasi keluarga Jokowi, sehingga mencuat isu dinasti politik.
"Baik-baik saja," kata Jokowi soal hubungannya dengan Megawati saat ditemui di Senayan pada Selasa (24/10/2024). Ia tidak menjawab ketika ditanya apakah ia sudah bertemu dengan Ketua Umum PDIP.
Jokowi Nyaman dengan Golkar
Presiden Jokowi tidak pernah secara terang-terangan menyampaikan dukungan pada salah satu paslon di Pilpres 2024. Sementara saat ditanya di Bogor pada Selasa, 19 Desember 2023, mengenai dasi kuning dan Golkar, presiden mengatakan "nyaman."
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri senam massal rangkaian HUT Golkar ke 59 di Yogyakarta pada Minggu 24 Desember 2023, menggemakan pengakuan presiden soal nyaman dengan pihaknya. Menurutnya, tak hanya Jokowi, hubungan anaknya Gibran Rakabuming Raka dengan Golkar semakin dekat.
Ia memberi contoh, Gibran tampak menghadiri undangan acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) di Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu 23 Desember 2023.
"Jadi hubungan (keluarga besar Jokowi) dengan Partai Golkar memang sudah sangat sangat dalam," kata Airlangga. Dalam acara peringatan HUT Golkar ke 59 itu, juga terpasang baliho besar bergambar Gibran Rakabuming dengan tulisan 'Terimakasih Mas Gibran Sudah Bersama Partai Golkar'.
Melansir Tempo.co, Ujang Komarudin, seorang Pengamat Politik, menyatakan bahwa spekulasi mengenai Jokowi bergabung dengan Partai Golkar bukanlah sesuatu yang aneh.
Menurutnya, ia yakin bahwa partai yang memiliki lambang Pohon Beringin tersebut telah lama berada di bawah pengaruh Istana.
"Mengakui bahwa jika Jokowi bergabung dengan Golkar bukanlah sekadar tindakan untuk menciptakan gimik atau gestur belaka," ujar Ujang.
Ujang menjelaskan bahwa skema atau konstruksi politik yang melibatkan Jokowi dalam Partai Golkar memang sudah demikian adanya.
Ini juga bukan hanya pertimbangan elektoral bagi Golkar, melainkan sejak dulu Golkar telah berada di bawah kendali Jokowi sebagai presiden, dan hal ini, seperti yang diutarakan Ujang, menjadi fakta politik yang tak terelakkan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]