WahanaNews.co | Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti merespons foto serta video viral yang menampilkan kedekatan antara Anton Gobay dan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Krishna mengatakan, pihak kepolisian telah mendalami hubungan antara pilot WNI Anton Gobay yang ditangkap Kepolisian Filipina terkait kepemilikan senjata api ilegal dengan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Baca Juga:
Penyidik KPK Panggil Direktur PT RDG Airlines dalam Kasus Dugaan Suap
"Iya, hubungannya sedang didalami," ujarnya, Rabu (11/1/2023).
Sebelumnya viral video yang menyatakan Lukas Enembe adalah penyandang dana bagi Anton Gobay untuk sekolah pilot. Keduanya juga terlihat sempat berfoto bersama dengan sejumlah orang berseragam pilot di salah satu ruangan.
Saat dikonfirmasi hari ini, Khrisna mengatakan Anton Gobay diketahui sempat mengenyam sekolah penerbangan di Filipina.
Baca Juga:
KPK Ungkap Tersangka Penyuap Eks Gubernur Papua Lukas Enembe Meninggal Dunia
"Didapatkan informasi bahwa AG pernah mengenyam pendidikan penerbang di perusahaan Asia Aviation Academy (AAA) [di Filipina]," ujarnya dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis (12/1/2023).
"Sekolah pilot di Filipina selama 3 tahun dari tahun 2015 dan lulus tahun 2018 di Filipina," sambungnya.
Sejauh ini, kata Khrisna, pihaknya masih mendalami aktivitas yang dilakukan Anton Gobay pascalulus dari sekolah pilot di Filipina tersebut. Saat Anton Gobay ditangkap kepolisian Filipina beberapa waktu lalu, Khrisna mengatakan polisi menemukan tanda pengenal dari salah satu maskapai.
"AG setelah lulus dari sekolah tersebut belum diketahui aktivitasnya sampai dengan tertangkapnya baru ditemukan adanya ID bahwa AG pernah bekerja di perusahan maskapai Topflite," ujar Khrisna.
Krishna mengatakan pihaknya telah menggelar investigasi bersama Kepolisian Filipina terkait kasus kepemilikan senjata api ilegal oleh Anton Gobay tersebut. Dia mengatakan dari hasil pemeriksaan Anton mengaku senjata miliknya itu bakal dibawa ke Papua untuk mendukung kegiatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"AG mengaku akan membawanya ke Papua untuk mendukung kegiatan organisasi Papua," jelasnya
Kendati demikian, dirinya tak memerinci lebih jauh kelompok KKB yang dimaksudnya itu. Krishna menyebut pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap penyaluran senjata yang dilakukan oleh Anton.
Dalam keterangan tertulis pada Rabu (11/1), Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan senjata tersebut dibeli oleh Anton kepada seseorang penjual senjata ilegal di wilayah Danao City, Provinsi Cebu, Filipina.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim gabungan, Dedi menyebut yang bersangkutan berhasil membeli 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm tanpa amunisi senilai 50 ribu Peso.
"Dan dua pucuk senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm senilai 45 ribu Peso, tanpa amunisi," ujar Dedi.
Kendati demikian, Dedi tidak menjelaskan lebih lanjut apakah pembelian senjata tersebut sudah dilakukan berulang kali atau tidak. Ia hanya mengatakan Anton diketahui memiliki istri yang bekerja sebagai perawat dan dua orang anak di wilayah Jayapura.
Sementara itu, salah satu pengacara dari Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona, mengaku tak tahu perihal hubungan kliennya dengan Anton Gobay. Dari informasi yang didapatkannya, dia hanya tahu Anton Gobay adalah salah satu Orang Asli Papua yang disekolahkan keluar negeri oleh pemda.
"Katanya dia salah satu mahasiswa yang disekolahkan di luar negeri. Orang Papua [disekolahkan] oleh pemda ya, bukan [dibiayai] Pak Lukas Gubernur pribadi.," kata Petrus saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis.
"[Yang disekolahkan] itu ribuan orang. Jadi kalau dari sekian ribu itu ada yang masalah bagaimana mana tahu," imbuhnya. [sdy]