WahanaNews.co | Ketua
Umum sekaligus founder dari Cyber Indonesia, Muannas Alaidid meminta agar akun
@pawletariat yang menurutnya sudah mencuitkan kalimat rasis dan merendahkan
ditangkap oleh pihak berwajib.
Muannas mengatakan kalimat membawa madu dan jongkok di
perempatan merupakan kalimat yang sangat merendahkan Suku Baduy.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
"Frase tinggal bawa madu dan jongkok di perempatan, ini
kalimat melecehkan sekaligus merendahkan, jelas bukan kritik tapi masuk
kualifikasi kebencian SARA terhadap adat suku Baduy," ujar Muannas melalui
akun Twitter pribadinya pada Selasa (17/8/2021).
Lalu, Muannas yang juga merupakan politikus dari Partai
Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga menambahkan bahwa perkataannya bukan
diartikan kalau Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mudah marah.
"Bukan (tertujukan untuk) hina jokowi. Saya yakin beliau
pribadi tidak akan pernah marah, tapi ini soal SARA. Pakaian adat baduy
dikonotasikan dengan penjual madu yang suka jongkok diperempatan jalan. Maka
perlu efek jera thd pelaku dg proses hukum, bahaya buat keragaman kita, isu
rasisme begini jangan dibiarkan," tambahnya.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Muannas juga menyinggung profesi pemilik akun @pawletariat
yang disebut berprofesi sebagai wartawan di salah satu portal ternama Ibu Kota.
"Ini tanggapan pribadi bukan produk pers meski dia
wartawan, tangkap saja dengan Pasal 28 ayat 2 ITE. @DivHumas_Polri," kata
dia.
Semenatara itu, kehebohan di media sosial ini berawal saat netizen
dengan akun @pawletariat itu mengatakan Jokowi cocok menggunakan baju adat Baduy
dan jongkok di perempatan.
Lalu, pemilik akun @pawletariat akhirnya menyampaikan
permohonan maaf dan mengaku salah atas cuitannya itu. Berikut beberapa cuitan
dia:
1. Saya meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan
masyarakat adat Baduy atas cuitan saya yang merendahkan.
2. Saya menyadari masyarakat adat Baduy memiliki tradisi
yang luhur, sama sekali tak ada niatan pada diri saya untuk merendahkan
Presiden Joko Widodo atau masyarakat Baduy. Kejadian ini akan saya jadikan
pelajaran untuk lebih bijak dalam berkomentar.
3. Cuitan saya adalah cuitan personal dan tidak ada
kaitannya dengan kawan-kawan di tempat kerja saya. [rin]