WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menolak tawaran elite Partai NasDem Ahmad Ali untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Saya sudah bilang saya enggak terpikir untuk ke situ lagi, saya 2024 saya pikir sudah cukup," ujar Luhut setelah menghadiri agenda #DemiIndonesia di Ciputra Artpreneur Theatre Jakarta, Sabtu (29/10).
Baca Juga:
TGB: Kunjungan Grand Syeikh Al-Azhar ke Indonesia Perkuat Silaturahmi Umat Islam
"Iya," jawab Luhut menegaskan penolakan dirinya atas tawaran cawapres tersebut.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media massa, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali sebelumnya mengungkapkan sejumlah nama yang berpotensi menjadi kandidat cawapres pendamping Anies untuk tahun 2024.
Nama-nama itu terdiri dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga:
Sistem AI Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud Hadapi Isu Negatif dalam Pilpres 2024
Ali menyatakan secara pribadi lebih mendukung Luhut menjadi cawapres Anies. Sebab, menurut dia, Luhut mempunyai kemampuan, karakter, dan jejaring yang kuat.
"Kalau kita lihat ada kepala-kepala daerah. Ada Andika kalau sudah pensiun, ada Ridwan Kamil, terus ada Ibu khofifah menjadi masuk. Kalau saya Luhut Binsar Pandjaitan menjadi salah satu figur," kata Ali, Selasa (18/10).
Adapun penentuan cawapres pendamping Anies masih digodok oleh tim kecil perwakilan Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS. Anies sudah melakukan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diusulkan Partai Demokrat untuk menjadi cawapres.