WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah situasi keamanan yang dinamis di Papua, sebuah satuan elite bentukan TNI tampil sebagai garda terdepan: Komando Operasi Khusus Habema, atau yang dikenal sebagai Koops Habema.
Komando ini bukan sekadar satuan tempur biasa. Ia adalah simbol ketegasan negara dan perwujudan strategi militer modern TNI yang menggabungkan kekuatan, kecermatan, dan keberpihakan pada rakyat.
Baca Juga:
JDP Sambut Baik Keinginan Aktivis Resolusi Konflik Internasional asal Negara Finlandia Juha Christensen dalam Penyelesaian Konflik di Papua
Asal-usul Nama dan Filosofi Koops Habema
Nama "Habema" diambil dari Danau Habema, salah satu danau tertinggi di Indonesia yang berada di ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut di kaki Gunung Trikora, Papua Pegunungan.
Namun dalam konteks militer, Habema adalah singkatan dari “Harus Berhasil Maksimal”, mencerminkan misi besar dan tekad pantang mundur satuan ini dalam menjaga kedaulatan dan ketertiban di Tanah Papua.
Baca Juga:
Jaringan Damai Papua (JDP) Berbelasungkawa atas Penembakan 10 Warga Sipil Tewas di Papua
Komando Gabungan dari Tiga Matra TNI
Koops Habema merupakan satuan komando gabungan yang terdiri dari prajurit terbaik TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Dibentuk oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Koops Habema bertugas mengintegrasikan pola operasi TNI dan Polri dalam menangani konflik yang melibatkan kelompok separatis bersenjata seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Strategi ini dikenal sebagai “smart power”, gabungan dari soft power, hard power, dan diplomasi militer.
Dengan pendekatan ini, Koops Habema tidak hanya digerakkan oleh kekuatan senjata, tetapi juga oleh visi untuk membangun keamanan melalui pendekatan humanis dan dialogis.
Rekam Jejak Operasi
Pada Rabu (14/5/2025), Koops Habema kembali mencatat prestasi besar. Dalam operasi militer di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, satuan ini berhasil menembak mati 18 anggota OPM yang selama ini terlibat dalam teror terhadap warga sipil dan infrastruktur negara.
Operasi berlangsung sejak pukul 04.00 hingga 05.00 WIT, menyasar sejumlah titik rawan seperti Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.
Dalam waktu satu jam, wilayah Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning berhasil disterilkan dari kelompok bersenjata pimpinan Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.
Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media Koops Habema, menegaskan bahwa operasi dilakukan secara terukur dan profesional, dengan tetap memprioritaskan keselamatan warga sipil.
“Kami tidak akan membiarkan rakyat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya,” tegasnya.
Barang Bukti dan Hasil Operasi
Dari lokasi kejadian, pasukan Koops Habema berhasil menyita:
Senjata organik AK-47
Senjata rakitan
Puluhan butir amunisi
Busur dan anak panah
Bendera Bintang Kejora
Perangkat komunikasi
Tegas tapi Terbuka untuk Rekonsiliasi
Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa Koops Habema tetap mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap operasi.
Meski siap bertindak tegas, TNI tidak menutup pintu bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan NKRI.
“TNI akan menyambut dengan tangan terbuka siapa pun dari kelompok OPM yang menyadari kesalahannya dan ingin kembali membangun Papua bersama,” ujarnya.
Komitmen Jangka Panjang
Koops Habema bukan hanya hadir saat konflik memuncak, tetapi juga menjalankan misi jangka panjang untuk mewujudkan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Dalam banyak operasi, mereka juga menjalankan program sosial seperti pelayanan kesehatan, edukasi, hingga pengamanan pembangunan infrastruktur.
Pembentukan dan keberadaan Koops Habema adalah bukti bahwa negara hadir sepenuhnya di Papua, tidak hanya dengan senjata, tetapi juga dengan hati.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]