Kepala Pusat Riset Politik BRIN, Firman Noor, menyebut, perang proxy yang dilakukan para buzzer masih akan saling serang untuk membungkam kritik dan memunculkan versi kebenarannya sendiri.
"Termasuk adanya gangguan 'perang proxy' yang melibatkan para buzzer untuk saling serang dan juga membungkam kritik dan mencanangkan satu versi kebenaran," ucap Firman, dalam diskusi daring Setelah 2 Tahun Jokowi-Maruf: Pandemi, Legasi dan Tahun Politk, Jumat (22/10/2021).
Baca Juga:
Gegara Tanya Harga Beras Ganjar Dibilang Nyindir, Netizen: Kalau 16 Suara Bapak
Kata Firman, kelompok buzzer ini masih akan terus bergulat dengan lingkungan yang tidak kondusif.
Hal ini membuat konsolidasi civil society masih akan tercerai-berai (scattered) bahkan kadang saling silang.
"Secara umum kalangan ini masih terus bergulat dengan lingkungan yang tidak kondusif," ucapnya.
Baca Juga:
Pembuktian Sulit, Mahfud Akui Kesulitan Tindak Buzzer
Buzzer Berdampak Negatif bagi Demokrasi Indonesia
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menilai, kehadiran buzzer berdampak negatif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.