Namun, partai yang mendukung sistem proporsional terbuka punya beberapa pertimbangan. Dari soal menghilangkan nepotisme hingga mendekatkan caleg terpilih dengan masyarakat di daerah pemilihan (dapil) mereka.
"Namun, bagi partai politik yang tidak setuju nomor urut, tetapi setuju suara terbanyak, seperti PAN adalah pertama, menghilangkan unsur nepotisme di partai politik. Jangan sampai ada bias subyektif karena kedekatan dengan pimpinan partai untuk menempatkan orang-orang tertentu di nomor peci (nomor satu), dan orang yang berseberangan dalam hal kepentingan diberi nomor sepatu (nomor akhir);" kata Yoga.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
“Kedua, membangun sistem keterpilihan secara adil. Siapa caleg yang bekerja keras maka hasilnya akan sesuai dengan perjuangannya di dapil, meski caleg tersebut nomor sepatu, karena mendapatkan suara terbanyak maka yang bersangkutan berhak atas kursi tersebut.”
"Ketiga, mendekatkan caleg terpilih dengan konstituen karena telah terbentuk ikatan sehingga aspirasi masyarakat dengan cepat dapat tertampung dan diperjuangkan menjadi kebijakan," katanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.