WahanaNews.co | Internal PDIP tengah bergejolak usai Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, terang-terangan menentang instruksi DPP agar kader tidak terlibat deklarasi dukungan Pilpres 2024, sebelum ada keputusan resmi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Rudy, panggilan FX Hadi, menyatakan dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai Capres di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Dia juga pasang badan bagi kader-kader yang terancam sanksi karena dukung Ganjar.
Peneliti CSIS, Arya Fernandes, menilai, perlawanan FX Rudy itu akan memunculkan dukungan bagi Ganjar dari daerah lain.
Ini pun akan menjadi dilematis bagi PDIP yang dikenal tegas dalam menegakkan prosedur partai, namun tentu tak mau kehilangan momentum di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
“Itu akan menjadi pemicu munculnya dukungan atau deklarasi Ganjar di tempat lain, gelombang dukungan ke Ganjar. Dan ketika gelombangnya membesar, saya kira PDIP akan dilematis,” kata Arya kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
“Sebagai partai, PDIP kalau kita lihat dalam sejarahnya komitmennya kuat pada prosedur partai. Jadi memang bisa aja yang deklarasi akan diberhentikan atau dipecat,” imbuh dia.
Meski begitu, Arya yakin PDIP tak akan sampai memberhentikan Rudy atau Ganjar jika deklarasi tersebut terus berlangsung.
Justru jika dilihat menurut logika elektoral, Arya menilai PDIP yang akhirnya akan menyerah mendukung Ganjar.
“Ganjar menurut survei itu kan masuk terus dua besar, jadi tentu kalau memecat Ganjar itu PDIP akan kehilangan momentum politik. Apalagi dia partai pertama, dua kali jadi pemenang, enggak akan mau kehilangan momentum Pilpres 2024. PDIP pasti akan pikir panjang untuk pecat Ganjar,” tutur dia.
"Dia sadar juga elektabilitas Puan enggak sampai 3-5%. Kalau dia dukung Prabowo juga, elektabilitasnya cenderung stagnan. Kalau Prabowo/Puan mentok pasti milih Ganjar,” imbuhnya.
Arya memprediksi PDIP hanya akan memberikan sanksi disiplin kepada kader yang melanggar titah DPP terkait deklarasi Capres Ganjar, termasuk FX Rudy, untuk menegaskan kekuasaan partai.
Namun, ia menekankan, jika dinilai tepat pada saatnya nanti, PDIP akan berbalik mendukung Ganjar.
“Saya duga gitu [ada sanksi disiplin], nanti akan dipulihkan lagi haknya secara politik. PDIP pasti mau menunjukkan partainya tegas. Tapi pada saat yang sama itu membangun semacam image bahwa Ganjar terzalimi, karena partainya membatasi ruang geraknya,” ucap dia.
Arya menduga, dukungan PDIP pada Ganjar akan berakhir sama dengan dukungan kepada Presiden Jokowi pada Pemilu terdahulu.
PDIP akhirnya mengusung kader yang mendapat dukungan besar publik.
"Dulu kalau kita lihat kan pada saat Pak Jokowi juga pernah kayak gini, tapi enggak ada yang dipecat. Dulu suara-suara penentangan ke Jokowi juga tinggi tapi akhirnya partai balik badan juga. Jadi hal yang sama juga akan terjadi,” tambah dia.
Di sisi lain, Arya pun yakin PDIP sebetulnya telah menjalin komunikasi dengan Ganjar terkait deklarasi Capres di 2024.
“PDIP pasti sudah komunikasilah sama Ganjar. Enggak mungkin enggak, even Bu Mega,” tandas dia. [dhn]