WahanaNews.co | Dokter Sunardi, terduga teroris yang ditembak mati oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, merupakan salah satu dari pimpinan jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Sunardi ditembak mati ketika hendak ditangkap aparat di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3) malam. Menurut polisi, dia berusaha melakukan perlawanan kepada aparat saat akan ditangkap.
Baca Juga:
Penuhi Panggilan Komnas HAM, Densus 88 Ungkap 3 Hal soal Dokter Sunardi
Dokter Sunardi juga memiliki rekam jejak panjang di jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Polisi menyebut Sunardi merupakan sosok yang menjabat sebagai amir atau pimpinan di jaringan tersebut.
"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Amir Khidmat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (10/3).
Baca Juga:
Didor Densus 88, Ini Fakta Kematian Teroris Dokter Sunardi Temuan Kompolnas
Ramadhan mengatakan di dalam jaringan kelompok itu, Sunardi berperan sebagai penasihat. Namun demikian, ia tak merincikan lebih jauh mengenai sejak kapan Sunardi bergabung dengan JI dan mengemban tugas tersebut.
Sunardi juga aktif di lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Kelompok ini dituding sebagai organisasi sayap dari JI yang diduga membantu pergerakan aktivitas teror.
"Yang bersangkutan sebagai penasihat amir JI, dan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society," jelas dia.
HASI masuk daftar hitam terduga organisasi teroris yang ada di Indonesia. Mabes Polri, melalui data Nomor: TTOT/P-1a/2040/XI/2015 turut mencantumkan nama HASI sebagai organisasi yang diduga berafiliasi dengan jaringan teroris.
HASI berada pada nomor empat bagian entitas dalam daftar itu. Tertulis bahwa organisasi ini diduga menggunakan kedok sebagai yayasan kemanusiaan yang dikelola oleh Jamaah Islamiyah.
Melansir laman PBB, sejak 2011, HASI telah beroperasi sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia. PBB menuding HASI, sebagaimana kelompok teroris JI, telah menyalahgunakan kegiatan pengumpulan amal untuk digunakan sebagai dana demi mendukung tindak terorisme mereka.
Kelompok ini tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya hingga Makassar. Mereka diduga turut mendanai perjalanan foreign terrorist fighter (FTF) alias kombatan ke Suriah.
Keterlibatannya dalam kelompok tersebut turut menjadi salah satu alasan Sunardi ditangkap oleh aparat pada malam sebelum ia diganjar timah panas itu.
Namun demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak-pihak lain terkait keterlibatan Sunardi dalam jaringan teroris tersebut. HASI pun hingga saat ini belum buka suara. [bay]