WahanaNews.co | Politikus Senior PDIP Panda Nababan mencemaskan hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum NasDem Surya Paloh. Dia memaparkan strategi dendam Jokowi bila hubungan ini memang nantinya tak berjalan mulus.
"Saya terus terang jujur ya, saya khawatir hubungan mereka berdua nih nggak berjalan baik, antara Jokowi sama Surya, saya khawatir," kata Panda di Total Politik, Sabtu (19/11/2022).
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
"Karena kalau itu terjadi, Jokowi nih jelek, kelakuannya jelek. Dia bisa membikin gerakan-gerakan yang kita nggak duga. Semacam suatu untuk membalaskan," tambahnya.
Panda menceritakan pengalaman yang ia alami perihal sifat Jokowi. Dia menyebut Jokowi kala itu memiliki hubungan yang kurang baik dengan Panglima gegara salah satu acara HUT TNI di Cilegon pada tahun 2017.
Saat itu, Jokowi harus jalan kaki menuju acara HUT tersebut lantaran lalu lintas macet. Bahkan Iriana, sang istri, sampai di lokasi saat acara telah selesai. Jokowi saat itu merasa tak dihargai dan menyuruh bawahannya untuk mengecek keterlibatan dalam pengaturan lalu lintas.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
"Itu yang saya cerita di buku saya mengenai Gatot, Panglima. Artinya dia merasa dipermalukan, merasa tidak dihargai, waktu ulang tahun TNI di Cilegon, jalan kaki dia, naik taxi, istrinya sudah apa, kemudian disuruh Pramono, Pratikno cek Kapolda Banten, nggak dilibatkan, dicek Korlantas nggak dilibatkan, tapi Gatot ngomong ke presiden 'Mohon maaf Bapak Presiden, rakyat begitu membludak karena mencintai TNI', nggak diatur aja itu lalu lintas," katanya.
Lalu, Panda mengungkap bahwa Jokowi saat itu memiliki niat dendam terhadap Gatot. Dendam itu awalnya dilakukan di ulang tahun perkawinan anaknya Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution. Gatot saat itu diperlakukan tidak spesial, kata Panda.
"Yang aku bilang aku dia jelek, 'one day akan kubalas kau'. Dibalas lah itu waktu itu di ulang tahun perkawinan anaknya, yang si Bobby siapa itu, Tito pakai mawar merah, Pratikno, Luhut segala macam jadi panitia, dia duduk sama istrinya di pojok-pojok itu, salam juga nggak ada karpet merah, Panglima, masih Panglima, dibikin dia keleleran begitu, nggak dianggap," katanya.
"Tiba-tiba dimunculkan yang tak diduga, Moeldoko, kasih kata sambutan, Moeldoko cerita sama aku dia pun mesti latihan di kamar lagi. Di Solo, artinya play-nya si apa ini.. dibikinnya pajangan Moeldoko bekas panglima," sambungnya.
Bahkan kala itu, kata Panda, Gatot sempat berbincang dengan Prabowo Subianto dan juga Luhut Binsar Pandjaitan dan meminta agar tidak membantu Jokowi sebagai presiden. Gatot disebut kala itu menganggap Jokowi sebagai tukang andong.
"Itu aku bisa baca, sama dengan Prabowo ngomong sama Luhut 'Bang, nggak usah bantu tukang andong itu, mana bisa dibantu', 'Jangan sembarang kau ngomong, lebih pintar itu dari kau,' kata Luhut sama Prabowo," ujarnya.
Namun, Jokowi saat itu mengetahui percakapan itu dan akhirnya membuat acara andong selama 3,5 jam. Panda pun menyebut Jokowi memiliki kemampuan dendam seperti itu.
'"Aduh, tukang andong mau jadi presiden'. Tahu apa yang terjadi? Dia (Jokowi) bikin acara andong, di Bundaran HI dia bikin andong, keliling-keliling 3,5 jam. Jadi 3,5 jam Tv dia lihat tukang andong. Dia punya kemampuan itu," katanya.
Lebih lanjut, Panda kembali lagi merasa khawatir jika hal ini juga terjadi antara Jokowi dan Surya. Dia mengaku tak mau jika keduanya tak menjalin hubungan dengan baik, lantaran merupakan sesama temannya.
"Aku kebetulan Surya Paloh teman baikku, dia (Jokowi) teman baikku. Jangan lah. Jadi ku lihat itu tanda-tandanya," katanya.
"Cuma terus terang dari pengalamanku dalam aku lihat, itu yang saya bilang khawatir, jangan lah. Karena dia punya kemampuan yang di luar dugaan gitu loh," sambungnya. [rna]