WahanaNews.co, Jakarta – Lembaga survei Indikator merilis hasil survei nasional bertajuk "swing voters, efek sosialisasi dan tren elektoral jelang pilpres 2024" pada Sabtu, 30 September 2023.
Diungkapkan bahwa Ganjar Pranowo unggul atas dua bakal calon presiden (bacapres) lainnya yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan berdasarkan simulasi tiga nama.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
"Nah ini untuk tiga nama, jadi tiga nama Anies 21,5 persen; Ganjar 37 persen; Prabowo Subianto 33 persen," ujar Peneliti Utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi dalam siaran persnya, melansir VIVA, Minggu (1/10/2023).
Hasil jajak pendapat itu diperoleh sebagai jawaban responden terkait pertanyaan jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih responden sebagai presiden berdasarkan nama-nama tersebut.
Adapun populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum (pemilu) yakni yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian dilakukan oversample di 10 provinsi yakni Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden dengan margin of error (MoE) sekitar 5% pada tingkat kepercayaan 95%.
Lalu Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing menjadi 350 responden dengan MoE sekitar 5,3% pada tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden dengan MoE sekitar 5,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Sehingga total sampel sebanyak 4.090 responden.
"Jadi survei yang kami lakukan ini sampelnya 4.090 responden seluruh Indonesia," jelas Burhan.
Dengan metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki margin of error sekitar 2,9 % pada tingkat kepercayaan 95%.
Melalui metode wawancara tatap muka, quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
[Redaktur: Alpredo Gultom]