WahanaNews.co, Surabaya - Muhaimin Iskandar (Cak Imin), calon wakil presiden nomor urut 1, memastikan bahwa elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin (AMIN) sekarang seimbang dengan dua pasangan calon (paslon) lainnya.
Ungkapan ini didasarkan pada hasil survei internal yang dilakukan oleh timnya.
Baca Juga:
Bawaslu Perintahkan KPU Tetapkan 2 Kader PKB yang Dibatalkan sebagai Calon Legislatif Terpilih
Pernyataan ini menolak temuan sejumlah lembaga survei yang menempatkan pasangan AMIN di peringkat ketiga, di bawah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Prabowo-Mahfud MD.
"Survei kami sih sudah fifty fifty (50:50) semua ini," kata Cak Imin di Taman Bungkul, Surabaya, Selasa (28/11/2023) malam.
Meski demikian, ia mengaku tak keberatan bila sejumlah lembaga survei terus menempatkan AMIN di posisi paling buncit. Baginya hal itu akan ia jadikan motivasi agar pihaknya bekerja lebih keras lagi.
Baca Juga:
Cak Imin Kembali Pimpin PKB hingga 2029
"Baguslah, sebagai pertimbangan kita untuk motivasinya tinggi, semua survei jangan dijadikan kendala, jadikan motivasi aja. Yang penting kita punya rujukan roadmapnya," pungkasnya.
Namun, Cak Imin tak menjelaskan detail survei internalnya itu, semisal jumlah responden, lokasi, sampel dan metodelogi penelitiannya.
Sebelumnya, pada bulan November 2023, LSI Denny JA mencatat bahwa elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 40,3 persen, sementara Ganjar-Mahfud mencapai 28,6 persen, dan pasangan AMIN mencapai 20,3 persen.
Namun, hasil survei Poltracking Indonesia untuk periode yang sama menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran memimpin dengan 40,2 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud mencapai 30,1 persen, dan Anies-Cak Imin mencapai 24,4 persen.
Lembaga Survei Nasional (LSN), pada rentang 5-12 November 2023, mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 42,1 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud mencapai 28,8 persen, dan Anies-Cak Imin mencapai 25,2 persen.
Lingkaran Setan UMKM
Sementara itu, dalam kampanyenya Cak Imin menyebut saat ini Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia masih terjebak pada lingkaran setan. Hal ini jadi penghambat untuk tumbuh dan berkembang.
Lingkaran setan yang dimaksud Cak Imin ialah, UMKM masih lemah dari segi permodalan dan akses. Karena itu sektor ini tak bisa jadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional, karena kalah dengan bisnis skala besar.
"Selama ini UMKM seperti lingkaran setan, tidak bisa jadi tumpuan ekonomi nasional, karena lemahnya UMKM," kata Cak Imin di Taman Bungkul, Surabaya, Selasa (28/11/2023).
Karena itu, kata dia, Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN) pun sudah merencanakan program yang berpihak pada UMKM.
"Kita harus punya keberpihakan yang serius, tidak retorik, langsung pada pokok pangkal masalahnya, memberi ruang dan akses UMKM," ucapnya.
Beberapa program yang telah disiapkan dan akan dilaksanakan jika pasangan Anies Baswedan-Muhaimin (AMIN) terpilih nantinya adalah memberikan bantuan modal kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang membutuhkan.
"Kami memiliki platform dan visi misi yang berfokus pada pemberdayaan UMKM melalui berbagai pendekatan, termasuk afirmasi permodalan, bantuan akses, serta peningkatan kapabilitas dan kapasitas UMKM," ungkapnya.
Ketua Umum PKB menegaskan bahwa program ini diimplementasikan untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan antara UMKM dan bisnis skala besar.
"Tujuannya adalah agar tidak hanya terus bergantung pada pertumbuhan ekonomi yang terpusat pada bisnis besar, melainkan juga memberikan dukungan kepada UMKM melalui pendekatan afirmatif," katanya.
Cak Imin menyoroti bahwa selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia seringkali bergantung pada bisnis besar, dan saatnya bagi UMKM untuk berkembang dan meningkatkan kualitasnya.
"Kalau begini terus enggak ada perubahan nasibnya akan susah, selalu bergantung pada ekonomi besar. Satu-satunya cara, perubahan," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]