Menjawab pertanyaan itu, Pengamat Politik dari Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, sikap NasDem tidak bisa disebut pengkhianatan. Sebab, tidak ada koalisi yang permanen di politik.
“Dalam praktik politik kita, utamanya pasca-pemilu, hal biasa koalisi tidak permanen. Sehingga tidak dapat disebut berkhianat. Anies maupun Muhaimin tentu memahami itu,” kata Dedi, melansir Forum Keadilan, Sabtu (22/3/2024).
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Menurut Dedi, pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh dapat diinterpretasikan sebagai indikasi terjadinya pembukaan komunikasi antara keduanya.
"Dua figur ini memiliki keberadaan yang signifikan dalam Golkar, sehingga memungkinkan untuk memperkuat kerja sama di dalam kabinet yang akan datang," katanya.
Dedi juga mengakui kemungkinan NasDem akan bergabung dalam koalisi Prabowo. Terutama karena NasDem tidak memiliki konflik dengan kubu Prabowo.
Baca Juga:
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Global Bersama China untuk Swasembada Energi di Indonesia
"Dalam konteks umum, NasDem memiliki potensi untuk menjadi bagian dari kabinet. Terlebih lagi, hingga saat ini, NasDem tidak memiliki masalah dengan koalisi Prabowo, bahkan masih menjadi bagian dari kabinet saat ini," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.