WahanaNews.co | Satgas Madago Raya akhirnya menembak mati pimpinan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora. Dalam peristiwa itu tak ada personel Madago Raya yang terluka.
"Tidak ada yang terluka," ujar Kapolda Sulteng Irjen Rudi Sufahriadi, saat dihubungi Sabtu (18/9/2021).
Baca Juga:
Perintah Panglima TNI: Tutup Akses Teroris MIT Poso!
Rudi sendiri bersama Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf tengah menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Ali Kalora tewas dalam baku tembak dengan Satgas Madago Raya di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulteng. Peristiwa itu terjadi pada petang tadi.
Dalam baku tembak tersebut, Satgas Madago Raya juga menembak satu anggota MIT.
Baca Juga:
Ngeri! Ini 10 Kekejaman Ali Kalora
"Diduga yang tertembak itu Ali Kalora dan Jaka Rhamdan," kata Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf saat dikonfirmasi terpisah.
Saat ini, anggota Satgas Madago Raya tengah melakukan penyisiran di wilayah Parimo.
Dari foto yang beredar, tampak seseorang berambut panjang terjatuh di tanah. Tampak ada senjata tajam sejenis parang yang ada di dekapannya.
Sementara itu senjata api (senpi) laras panjang yang tergeletak di belakangnya.
Kelompok teroris MIT yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) di Kabupaten Poso, Sulteng tersisa 6 orang. Identitas dan foto keenam wajah terbaru dari DPO MIT Poso tersebut, kembali disebar melalui baliho di sepanjang jalan poros trans Sulawesi.
"Sore tadi, Tim Satgas Madago Raya memasang baliho 6 DPO MIT di sejumlah titik di daerah Poso. Harapannya agar semua pihak serta masyarakat yang masih menjadi simpatisan bisa membantu Satgas Madago Raya memberikan petunjuk ataupun informasi atas keberadaan DPO tersebut," kata Kapolda Sulteng Irjen Pol Abd Rakhman Baso pada Selasa (10/8).
Irjen Pol Abd Rackman Baso menyebut bahwa dalam catatan Satgas Madago Raya bahwa sebelumnya DPO MIT terpecah menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok di bawah kepemimpinan Ali Kalora dan Qatar.
Namun, setelah hasil DNA Qatar terkonfirmasi terhadap satu dari 3 jenazah anggota MIT yang tewas tertembak di Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, pada beberapa minggu lalu, sehingga kini kelompok DPO MIT dipimpin Ali Kalora.
"Kelompok tersebut sempat terpecah jadi dua bagian. Selain Ali Kalora, Qatar yang dikenal sebagai eksekutor dalam peristiwa di Lembah Tongoa dan di Parigi Moutong juga memimpin kelompok MIT," ucapnya.
Menurutnya, bahwa keenam DPO MIT adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Askar alias Jaid alias pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama.
Irjen Abd Rackman Baso menyebut bahwa dalam catatan Satgas Madago Raya sebelumnya DPO MIT terpecah menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok di bawah kepemimpinan Ali Kalora dan Qatar.
Namun, setelah hasil DNA Qatar terkonfirmasi terhadap satu dari 3 jenazah anggota MIT yang tewas tertembak di Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, pada beberapa minggu lalu, sehingga kini kelompok DPO MIT dipimpin Ali Kalora. [qnt]