WahanaNews.co | Inilah masa lalu Danjen Kopassus, Brigjen TNI Iwan Setiawan, yang tak terlupakan, terutama saat ia menjadi anak buah Prabowo Subianto.
Kala itu, tepatnya pada bulan April 1997, Brigjen TNI Iwan Setiawan dan beberapa anggota Kopassus telah menorehkan sejarah.
Baca Juga:
Soal Anggota Ribut di Tempat Karaoke, Danjen Kopassus: Kita Selesaikan
Mereka berhasil menaklukkan Gunung Everest dan mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya.
Prabowo, yang kala itu masih menjabat Danjen Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal, sangat bangga karena misi yang ia berikan kepada anak buahnya bisa terlaksana dengan baik.
Lantas, bagaimana kisah lengkapnya?
Baca Juga:
Aksi Gerak Cepat Kopassus Bantu Korban Gempa Cianjur
Melansir dari tayangan di channel YouTube TNI AD, Brigjen TNI Iwan Setiawan menceritakan pengalamannya saat ikut menaklukkan gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.
Iwan mengaku sebelumnya tidak mengetahui apa itu Mount Everest atau Gunung Everest.
Bahkan, sebelumnya ia tak memiliki pengalaman mendaki gunung.
"Saya pada saat itu belum tahu apa itu Mount Everest. Bayangkan, kita naik gunung aja belum pernah, terutama gunung es. Saat itu saya baru lulus komando, memang masih muda, fisiknya masih bagus. Kemudian ada seleksi untuk pendakian Mount Everest," kata Iwan Setiawan.
Iwan pun mengatakan bahwa bagi Kopassus, tugas merupakan segalanya dan merupakan salah satu kehormatan.
Hal tersebut juga berlaku bagi pasukan yang nantinya lolos untuk mengikuti Ekspedisi Everest tahun 1997.
"Alhamdulillah saya menjadi salah satu perwira akademi militer yang lolos dan lulus ekspedisi Mount Everest itu," ujarnya.
Mengetahui dirinya lolos seleksi, Iwan Setiawan pun meminta izin untuk menikahi kekasihnya.
"Saya sebelum berangkat izin dengan Danjen Kopassus untuk menikah. Dan saya diizinkan sebelum berangkat (menikah dulu)," terangnya.
Usia pernikahannya baru sebentar, istri Iwan pun merasa khawatir akan ditinggal sang suami.
"Saya sempet (kepikiran) ini kalau suami saya tidak kembali ini anak tidak ada bapaknya. Karena sebelum bapak berangkat, saya sempet nonton bareng, ada ekspedisi negara mana , ya?" ujar Beti Iwan Setiawan.
Iwan pun membenarkan rasa takut yang dimiliki sang istri.
"Pendakian Everest, lebih banyak korban meninggalnya, jadi istri ya mungkin khawatir anak lahir tidak ada bapaknya, sambung Brigjen Iwan Setiawan," imbuh Iwan.
Meski demikian, Iwan Setiawan kalo terjadi sesuatu kan kehormatan, karena membawa merah putih.
Iwan pun kemudian menceritakan halangan yang dihadapinya ketika mendaki gunung tertinggi di dunia itu.
"Kita kan dari iklim tropis, tidak pernah naik gunung es. Begitu sampai di sana langsung dibawa ke gunung es. Saya baru berjalan 100 meter langsung muntah-muntah. Kaget dan memang tidak siap dengan cuaca dingin," terangnya.
Jauh dari sang suami, rupanya Beti merasakan rasa sakit yang dialami belahan jiwanya.
"Rupanya istri sudah merasakan (saya sakit)," imbuh Iwan.
Meski mengalami sakit di awal, Iwan pun tak menyerah karena ia merasa membawa mandat besar di pundaknya.
"Dan saya satu-satunya perwira akmil yang memimpin. Tumpuan arah dari Pak Prabowo saat itu, termasuk negara, di mana saya bisa mengibarkan bendera merah putih," paparnya.
Setelah 2 hari kemudian, Iwan dan rombongan pun melanjutkan perjalanan.
Tak seperti yang diharapkan, Iwan mengalami jatuh bangun.
"Saya terjatuh di ketinggian 8.500 m, begitu terjatuh saya terbayang istri saya sedang hamil besar. Saya berdoa untuk bisa selamat dan bisa kembali melihat istri saya melahirkan," tambahnya.
"Saya berhasil sampai Mount Everest kemudian saya di puncak itu kehabisan oksigen. Bayangkan ga orang bisa hidup di ketinggian 8.500m dengan suhu minus 50 derajat?" ujarnya.
Berkat kekuatan doa, Iwan dan rombongan pun berhasil selamat dan mengibarkan Bendera Pusaka di Puncak Gunung Everest.
"Begitu kembali, berhasil, saya dijemput sama 20 jenderal waktu itu kemudian kita menjadi orang Asia pertama. Kemudian dipanggil sama Presiden, mendapatkan penghargaan berupa bintang. Saya disuruh sujud ke Tanah Suci. Saya merasa bersyukur bisa berhasil mengharumkan nama Indonesia," pungkasnya.
Biodata Brigjen TNI Iwan Setiawan
Melansir dari Wikipedia, Brigjen TNI Iwan Setiawan lahir pada 16 Februari 1968.
Ia adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Maret 2022 mengemban amanat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.
Iwan, lulusan Akmil 1992 ini dari kecabangan Infanteri (Kopassus).
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Waaslat Kasad bidang Kermamil.
Riwayat Jabatan: Danyon 22/Grup 2/Kopassus (2008), Wadan Pusdikpassus (2012-2013), Danbrigif 22/Ota Manasa (2013-2014), Danpusdikpassus (2014-2015), Danrindam Jaya (2015-2016), Danrem 052/Wijayakrama (2016-2018), Pamen Denma Mabesad (2018-2020), Danrem 173/Praja Vira Braja (2020-2021), Waaslat Kasad bidang Kermamil (2021-2022), Danjen Kopassus (2022-Sekarang).
Brigjen TNI Iwan Setiawan resmi menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) setelah Danjen Kopassus sebelumnya Mayjen TNI Widi Prasetijono menyerahkan satuan Korps Baret Merah, di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat sore.
Tradisi penyerahan satuan tersebut dijalani Widi setelah dirinya resmi menjabat Pangdam IV/Diponegoro menggantikan Mayjen Rudianto yang selanjutnya menjabat Irjenad.
"Pagi tadi telah dilaksanakan Sertijab Danjen Kopassus. Sehingga amanah berikutnya tongkat estafet kepemimpinan Komandan Jenderal Kopassus selanjutnya akan dilanjutkan oleh Brigjen TNI Iwan Setiawan," kata Widi, melansir dari Antara.
Menurut Widi, Brigjen Iwan merupakan sosok yang tepat menjabat Danjen Kopassus karena telah memiliki pengalaman, termasuk di Kopassus.
Dalam kesempatan itu, Widi menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang tinggi kepada segenap prajurit, PNS Kopassus atas kesetiaan dan loyalitas, dedikasi dan kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga selama dirinya menjabat sebagai Danjen Kopassus, sehingga tugas satuan Kopassus dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Saat ini, lanjut dia, Kopassus sedang giat-giatnya menata dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan prajurit melalui pendidikan dan latihan serta melaksanakan evaluasi untuk kesempurnaan organisasi Kopassus dalam melaksanakan tugas operasi baik dalam negeri maupun di luar negeri.
"Prajurit Kopassus harus tetap terus berlatih agar Kopassus selalu siap sedia mana kala tugas negara memanggil demi keutuhan NKRI," pesan Widi.
Sementara itu, Danjen Kopassus yang baru, Brigjen TNI Iwan Setiawan, mengaku akan bekerja secara maksimal agar prajurit Kopassus semakin solid, militan dan profesional serta dicintai rakyat.
"Prajurit Kopassus harus siap menjalankan tantangan tugas apa pun demi keutuhan NKRI," katanya.
Dalam serah terima jabatan Kopassus di Mabesad, kata Iwan, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman berpesan agar Kopassus bisa dibanggakan dan menjadi prajurit terlatih.
"Oleh karenanya, saya akan membenahi Kopassus dengan maksimal sesuai dengan kemampuan saya. Saya akan berbuat maksimal untuk baret merah ini melebihi panggilan tugas," tegas Iwan. [gun]