WahanaNews.co | Kapolres Pasaman, AKBP Dedi Nur Andriansyah, adalah satu dari tujuh perwira kepolisian yang dicopot Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dari jabatannya.
Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Satake Bayu, mengatakan, pencopotan AKBP Dedi Nur Andriansyah terkait persoalan internal, bukan yang lain.
Baca Juga:
Polri Mutasi 30 Pati, Kombes Ade Ary Syam Indradi Jadi Kapolres Jaksel
"Persoalan ini sudah lama terjadi, dan melalui proses yang ada di dalam institusi kepolisian," kata dia di Padang, Rabu (3/11/2021).
Ia menegaskan, pencopotan tersebut bukan karena persoalan eksternal kepolisian, seperti adanya kerumunan yang viral atau persoalan lainnya.
"Persoalan internal ini sudah diproses, dan hasilnya adalah mutasi," kata dia.
Baca Juga:
Kapolri Listyo Sigit Mutasi 17 Kombes, Berikut Rinciannya
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mencopot tujuh pejabat kepolisian, dan salah satunya adalah Kapolres Pasaman Sumatera Barat, AKBP Dedi Nur Andriansyah, yang dimutasi ke Pamen Yanma Polri dalam rangka evaluasi jabatan.
Pencopotan AKBP Deni Nur Andriansyah tertulis dalam telegram nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021.
Telegram itu ditandatangani oleh AS SDM Polri, Irjen Pol Wahyu Widada, atas nama Kapolri, bersama lima perwira berpangkat AKBP lain yang dicopot dari jabatannya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Sigit mengutip peribahasa, “Ikan Busuk Mulai dari Kepala”.
Atau, dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajaran.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah, maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani,” katanya.
“Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan, bukan hanya teori dan pepatah," papar dia.
Sebagai Kapolri, Sigit memastikan, dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward (ganjaran) bagi personel yang menjalankan tugasnya dengan baik dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat.
"Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan," kata dia.
Dirinya menegaskan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada.
Ia tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila ke depannya masih melanggar aturan.
Menurut Sigit, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara ke depannya.
"Namun, terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi, maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai," kata dia. [qnt]