WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah dinamika ancaman keamanan global yang semakin berbasis teknologi dan informasi, kerja sama pertahanan antarnegara menjadi krusial, terutama dalam bidang digital dan intelijen.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat sinergi strategis di kawasan Asia Tenggara, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima kunjungan kehormatan dari delegasi militer Singapura.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Gubernur Jabar Desak Pabrik Mobil BYD China di Kawasan Metropolitan Rebana Subang Berdayakan Tenaga Kerja Lokal
Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letnan Jenderal TNI Richard Tampubolon, menerima courtesy call dari Chief of Digital and Intelligent Service (CDIS) Singapore Armed Forces (SAF), Mayor Jenderal Lee Yi-Jin, yang berlangsung di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (30/04/2025).
Kedatangan delegasi SAF dipimpin langsung oleh Mayjen Lee Yi-Jin, yang disambut secara resmi oleh Kasum TNI beserta jajaran melalui prosesi jajar kehormatan.
Baca Juga:
Teluk Jakarta Disisir! Bakamla dan TIMPORA Perketat Pengawasan WNA
Dalam sambutannya, Letjen Richard menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut.
"Suatu kehormatan besar bagi saya untuk menyambut kunjungan Anda beserta staf di Markas Besar TNI. Ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin erat antara kedua angkatan bersenjata," ujar Kasum TNI.
Pertemuan ini difokuskan pada penguatan kolaborasi di bidang pertahanan siber dan intelijen digital, seiring dengan meningkatnya tantangan nontradisional di era modern.
Ancaman yang kini bersifat transnasional, seperti serangan siber, kejahatan digital, dan disinformasi lintas negara, membutuhkan respons yang adaptif dan kerja sama erat antar mitra strategis.
Mayor Jenderal Lee Yi-Jin dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa CDIS saat ini tengah menangani peningkatan kasus scam dalam negeri Singapura, yang telah berdampak pada keamanan nasional secara signifikan.
"Ancaman scam digital kini menjadi perhatian serius kami di Singapura. CDIS berfokus pada pengembangan sistem pertahanan digital yang mampu mengatasi eskalasi tersebut," ungkap Mayjen Lee.
Merespons hal tersebut, Letjen Richard menekankan pentingnya peningkatan interoperabilitas antara TNI dan SAF melalui pelatihan bersama, dialog strategis, dan berbagi pengalaman dalam menghadapi ancaman digital.
"Ancaman siber semakin kompleks dan tidak mengenal batas negara. TNI mengajak pengembangan kerja sama yang lebih mendalam dalam bentuk dialog reguler dan latihan bersama agar kedua negara siap menghadapi ancaman nyata di masa depan," imbuh Kasum TNI.
Hubungan TNI dan SAF selama ini dikenal sangat baik dan stabil.
Kerja sama antara keduanya telah mencakup berbagai bidang, mulai dari pendidikan militer, pertukaran perwira, dialog kebijakan strategis, hingga latihan militer bersama.
Interaksi yang berkelanjutan ini berkontribusi besar terhadap terciptanya stabilitas kawasan Asia Tenggara, sekaligus memperkuat peran ASEAN sebagai kawasan yang tanggap terhadap ancaman-ancaman kontemporer di ranah pertahanan dan keamanan siber.
Kunjungan CDIS SAF ini diharapkan membuka babak baru dalam kolaborasi digital antara Indonesia dan Singapura, sekaligus menjadi contoh diplomasi militer yang konstruktif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]