WahanaNews.co | Saat ada Purnawirawan Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat
yang tengah berseteru, Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo justru
mengingat sebuah doa yang seringkali diucapkannya.
Doa Taruna. Ya, itulah lantunan kalimat penyerahan diri dan harapan para calon prajurit
Tentara Nasional Indonesia saat masih menempuh pendidikan di Akademi
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Baca Juga:
Partai Demokrat Menegaskan Penolakan Terhadap Usulan Hak Angket DPR RI
Perseteruan antara Jenderal TNI (HOR)
(Purn) Susilo Bambang Yudhoyono, Mayor TNI (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono,
dengan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, tengah memanas dalam beberapa pekan
terakhir.
Prahara itu terjadi
antara tiga orang purnawirawan yang berstatus peraih penghargaan Adhi Makayasa,
penghargaan yang diberikan untuk lulusan terbaik Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI), yang sekarang bernama Akademi Militer (Akmil).
Di sisi lain, Suryo Prabowo, yang juga berstatus sebagai lulusan terbaik AKABRI 1976, justru memiliki pandangan lain dalam menyikapi prahara ketiga
rekannya tersebut.
Baca Juga:
Analisis Pengamat soal AHY yang Kini Sanjung Puja IKN
Mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan
(Wakasad) dan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI ini seakan mengingatkan agar
senantiasa memegang teguh sikap seorang perwira, seperti
yang tertuang dalam Doa Taruna.
Baik Suryo, SBY, Moeldoko, maupun AHY,
tentu sangat mengetahui bagaimana Doa Taruna dilantunkan.
Doa Taruna adalah doa yang senantiasa
diucapkan oleh para perwira TNI, saat masih berstatus sebagai Taruna AKABRI
atau Akmil.