Meski nilai disiplin jadi poin positif, tapi potensi pembangkangan pun cukup tinggi.
Terlebih saat memasuki usia remaja, jiwa pemberontak anak sedang tinggi-tingginya. Sikap otoriter orangtua dianggap sebagai kekang dan anak merasa harus melawan karena ingin menunjukkan jati diri.
Baca Juga:
Muhammadiyah Minta Polri Tertibkan Aksi Kenakalan Remaja Selama Bulan Suci Ramadhan
Semakin dikekang, anak cenderung semakin memberontak dan bisa berujung pada kenakalan.
4. Kurang memberi perhatian pada anak
Kasih sayang dan perhatian orangtua selalu menjadi kebutuhan utama seorang anak. Sayangnya, kesibukan kerap membuat orang tua jadi abai dalam memberi perhatian pada anak-anaknya.
Baca Juga:
7 Cara Mencegah Maraknya Kenakalan Remaja Menurut Pakar, Yuk Simak!
Bahkan saat anak tidak meminta secara langsung, kebutuhan akan perhatian tetap wajib diberikan. Jika tidak, anak akan mencari perhatian di luar rumah yang seringkali justru berujung pada perilaku negatif.
Mulai dari perkelahian, narkoba, sampai penurunan prestasi belajar kerap jadi bentuk protes anak atas pengabaian orangtuanya.
Hal ini seharusnya jadi peringatan bagi orangtua untuk mengubah sikap dan lebih peduli pada anak.