Dalam pabrik ini, setiap hari rata-rata 1.500-3.000 pekerja memilah dan mengelompokkan kualitas daun-daun tembakau berdasarkan ukuran, warna dasar dan kondisi lainnya. Setiap pekerja –yang semuanya perempuan- mampu menangani hingga 20 kilogram daun tembakau per hari.
Daun tembakau lalu dikeringkan kemudian difermentasi sebelum diproses menjadi cerutu. “Selembar daun tembakau menempuh waktu hingga 3 tahun sejak panen hingga menjadi cerutu. Melalui 600 sentuhan orang,” kata pemilik pabrik, komisaris PT Boss Image Nusantara (BIN) Cigar, Febrian A Kahar.
Baca Juga:
Saat Rapat di DPRD, Komisioner Bawaslu Jember Tolak Disumpah Netral
Tak jauh dari sana, ada outlet Bin Cigar. Di sinilah sentra proses finishing sebelum semua tembakau Bin Cigar dikemas. Aroma dan rasa berbagai jenis cerutu BIN Cigar tak kalah dengan produksi Kuba. Bahkan ada beberapa yang sangat identik dengan cerutu kuba seperti Montecristo dan Cohiba.
Selain memproduksi dan mengekspor cerutu, BIN Cigar juga mengekspor daun tembakau. “Kami punya 24 merek dan 15 negara tujuan ekspor. Per tahun rara-rata kami mengekspor 100-200 ton tembakau,” sebut Febrian.
Kemajuan industri cerutu di sini ditandai dengan event internasional Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI) yang telah memasuki tahun keempat. Puluhan duta Besar selalu hadir dalam event tiga harian ini, salah satunya dari Kuba, negara penghasil cerutu terbaik dunia.
Baca Juga:
Pengeroyokan Polisi di Jember, 13 Pesilat PSHT Jadi Tersangka
5. Rumah Makan Lestari
Inilah restoran legendaris di Jember. Para pejabat nasional yang berkunjung ke Jember sangat mungkin pernah singgah di sini tak terkecuali Presiden Jokowi. Beberapa menu favorit di restoran yang berdiri sejak 1982 ini adalah gurame sambel ijo, bandeng selimut dan lidah sapi goreng.
Racikan bumbunya istimewa karena dari resep rahasia warisan keluarga pendiri restoran. “Semua bahan baku yang kami gunakan berasal dari tanah Jember,” ucap Gunawan Wibisono, pemilik restoran.