WahanaNews.co | Saat ini para ahli masih berupaya menemukan bukti keberadaan air di planet merah dan asal-usul air di Mars.
Kini dalam sebuah studi peneliti menunjukkan bahwa air di Planet Merah ini bisa saja berasal dari metorit yang membombardir Mars di masa-masa awal Tata Surya bagian dalam.
Baca Juga:
Direktur PDAM Sebut Krisis Air Bersih di Kota Gunungsitoli karena Kemarau Panjang
Tumbukan meteorit itu menurut peneliti pada akhirnya membawa cukup air untuk menciptakan lautan sedalam 300 meter di planet tersebut.
Temuan asal air di Mars ini, seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (17/11/2022) berdasarkan analisis konsentrasi isotop kromium langka yang dikenal sebagai kromium-54.
Martin Bizzaro dari University of Copenhagen di Denmark bersama rekan-rekannya menganalisis isotop itu yang ditemukan dalam sampel meteorit dari Mars yang jatuh ke Bumi dan memperkirakan berapa banyak air yang disimpan di Planet Merah.
Baca Juga:
Krisis Air Bersih Hampir Sebulan, Warga Gunungsitoli Pelanggan PDAM Menjerit
Menurut peneliti lapisan paling atas Mars mengandung tanda kimia meteorit berkarbon atau tipe-C. Meteorit itu membombardir planet saat keraknya mengeras sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Berhubung Mars tidak terdiri dari lempeng tektonik besar yang bergerak, tanda kimiawi dari meteorit ini bertahan di bebatuan kerak planet. Akan tetapi, bebatuan dari mantel di bawah seharusnya masih menunjukkan seperti apa Mars sebelum bombardir meteorit terjadi.
"Ini seperti DNA. Asteroid tipe karbon memiliki komposisi isotop kromium yang sangat berbeda dibandingkan dengan Tata Surya bagian dalam," kata Bizzarro menjelaskan asal air di Mars dari tanda kimiawi dalam meteorit.
Dengan melihat perbedaan antara jumlah kromium-54 dalam sampel meteorit di Bumi yang berasal dari permukaan atau mantel Mars, peneliti kemudian dapat memperkirakan massa total asteroid yang awalnya bertabrakan dengan Mats.
Jika asteroid yang membombardir Mars merupakan tipe meteorit C yang rendah dengan hanya 10 persen air, maka mereka akan menyimpan cukup banyak molekul untuk menciptakan lautan global. Jika tersebar di seluruh planet, air akan membentuk lapisan sedalam 300 meter. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.