Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol
keamanan serta terkesan arogan sehingga Yitzak Rabin beserta empat pengawalnya
dicegat oleh Paspampres sebelum masuk lift. Apalagi ketika itu Presiden
Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka.
Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat adalah
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Setelah menyampaikan maksud dan
tujuannya, PM Yitzak Rabin beserta para personel Mossad itupun dikawal oleh
Sjafrie menemui Presiden Soeharto. Namun, saat hendak memasuki lift, terjadi
insiden menegangkan.
Baca Juga:
Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Tolak Vonis Mati
Saat itu, para pengawal Yitzak Rabin yang menaruh curiga
menolak dan tidak mau satu lift dengan Sjafrie beserta dua personel Paspampres
lainnya. Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah terdaftar dalam
protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB. Itu artinya mereka
memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Sjafrie kemudian terlibat adu mulut dengan kepala pengawal
Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap
melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dengan gerakan sangat cepat, pengawal Yitzak Rabin tiba-tiba
sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya hendak menempelkan
moncong senapan ke perut Sjafrie. Tidak hanya itu, dia juga mencengkeram leher
Sjafrie dengan keras.
Baca Juga:
3 Oknum Anggota TNI Pembunuh Imam Masykur Dituntut Hukuman Mati
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan
terlebih dahulu pistol Baretanya ke perut pengawal itu.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri
Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap
dengan senjatanya masing-masing.
Kala itu, kedua belah pihak saling menodongkan senjata.
"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut
pengawal Rabin mengakui kesalahannya.