WahanaNews.co | Taliban adalah Mullah Mohammed Omar.
Mullah Mohammed Omar adalah Taliban.
Baca Juga:
Trump Gegerkan Dunia dengan Ambisi Rebut Pangkalan Bagram Afghanistan
Begitulah masyarakat internasional
mengaitkan keduanya dalam politik Afghanistan sejak berhembusnya angin
perubahan di negeri penuh konflik itu.
Bagi Taliban, Mullah Omar adalah
pahlawan sejati dan sosok yang paling dihormati.
Bahkan, informasi seputar kematian
sang Mullah pun sempat ditutup-tutupi Taliban.
Baca Juga:
Menyelisik Pola Pikir Pemimpin Taliban Usai 2 Tahun Kuasai Afghanistan
Pada 5 April 2015, Taliban Afghanistan
menerbitkan biografi Mullah Omar.
Biografi tersebut dikeluarkan untuk
memperingati 19 tahun kepemimpinan Mullah Omar di tengah isu kematiannya
yang sangat santer pada waktu itu.
Belum diketahui secara pasti apa
alasan sebenarnya Taliban menerbitkan biografi Mullah Omar itu.
Beberapa pengamat menduga, tindakan tersebut dilakukan lantaran bertumbuhnya paham ISIS di
Afghanistan dan banyaknya anggota Taliban yang membelot dan memilih bergabung
dengan ISIS.
Biografi pemimpin Taliban itu ditulis
dalam 5.000 kata di situs utama milik Taliban.
Dalam biografi itu
diceritakan tentang semua fakta Omar, termasuk mengenai kelahirannya dan
bagaimana Mullah Omar diasuh.
Seperti dikutip dari BBC News, Omar diketahui lahir pada 1960
di Desa Chah-iHimmat, Khakrez, Kandahar.
Pria berusia 55 tahun itu berasal dari
marga Tomzo dan suku Hotak.
Pemimpin Taliban itu merupakan anak
dari Moulavi Ghulam Nabi, seorang tokoh masyarakat di Afghanistan.
Omar harus menghadapi kenyataan dan
menjadi yatim ketika masih berusia lima tahun.
Titik Balik Mullah Omar
Sepeninggal ayahnya, Omar dan keluarga
pindah ke provinsi Uruzgan.
Mullah Omar memutuskan bergabung ke
kelompok Jihadis setelah adanya serangan pasukan Uni Soviet di Afghanistan
sekitar tahun 1980-an.
Saat itu, ia masih
duduk di sekolah madrasah.
Dituliskan, salah satu alasan Mullah
Omar memilih bergabung menjadi jihadis untuk memenuhi panggilan agama.
Seperti seorang ksatria, pria yang
disebut paling menggemari senjata granat RPG-7 itu ikut berperang melawan Rusia
pada 1983 dan 1991.
Dalam dua pertempuran itu, Omar terluka sebanyak empat kali dan kehilangan mata kanannya.
Berkat kegigihannyalah Omar pun
dianugerahi gelar Amir Al-Mukmin, gelar yang diberikan kepada pemimpin yang
saleh.
Omar juga berjasa dengan mengambil
alih Kota Kabul dan mendirikan Islamic
Emirate of Afghanistan.
Yang menarik dalam biografi tersebut,
disebutkan Omar merupakan sosok yang sangat karismatik, yang selalu hidup dalam
kesederhanaannya serta memiliki selera humor yang tinggi.
Ia juga dikenal sebagai kepribadian
yang tenang, tak mudah emosi, ramah, dan rendah hati.
Omar tidak memiliki rumah ataupun
rekening bank asing.
Pada saat buku itu diterbitkan, Mullah Omar tak pernah diketahui keberadaannya.
Namun, ia
dikatakan masih tetap berhubungan dengan berbagai peristiwa dan kehidupan
sehari-hari Afghanistan.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
bahkan menawarkan hadiah 10 juta dolar AS bagi siapa saja yang bisa menemukan
Mullah Omar.
Ia belum pernah terlihat lagi sejak
invasi pimpinan AS ke Afghanistan pada 2001.
Mullah Omar dikenal sangat mendukug
pemimpin Al Qaeda, Usamah
bin Laden.
Prank Mullah Omar pada Militer AS
Saat Amerika sibuk mencari Mullah Omar
dan menawarkan hadiah bagi yang bisa menemukannya, ternyata pria pejuang
Afghanistan itu tinggal tak jauh dari pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di
Provinsi Zabul.
Ini menjadi salah satu prank yang dilakukan Mullah Omar dan
pasukannya kepada militer AS.
Cerita di atas terkuak dalam sebuah
buku yang berjudul The Secret Life of
Mullah Omar yang ditulis oleh wartawan Belanda, Bette Dam.
Seperti dilaporkan BBC, Senin (11/3/2021), dalam
buku tersebut diceritakan bahwa Omar tidak pernah bersembunyi di Pakistan, seperti yang diyakini oleh AS.
Adapun Omar bersembunyi di sebuah
tempat yang jaraknya hanya tiga mil dari Pangkalan Operasi AS di Provinsi
Zabul.
Dam menghabiskan waktu sekitar lima
tahun untuk melakukan riset dan mewawancarai anggota Taliban.
Dia berhasil berbicara dengan Jabbar
Omari yang merupakan pengawal Omar ketika dia bersembunyi, setelah
tersingkirnya rezim Taliban pada 2001.
Omari menyembunyikan pemimpin Taliban
tersebut hingga kematiannya karena sakit pada 2013.
Setelah jatuhnya Taliban, Omar
bersembunyi di sebuah ruang rahasia yang dekat dengan markas AS.
Dalam buku tersebut dituliskan,
pasukan AS telah menggeledah satu per satu tempat tinggal di sekitar pangkalan
mereka namun tidak menemukan tempat persembunyian Omar.
Dia diketahui pindah ke sebuah gedung
yang jaraknya hanya tiga mil dari pangkalan AS.
Terkadang, Omar bersembunyi di
terowongan irigasi untuk menghindari deteksi.
Dia meninggal dunia pada 23 April
2013.
Omar tidak dapat menjalankan kelompok
Taliban dari tempat persembunyiannya.
Namun, Omar menyetujui para pejabat
Taliban untuk hadir di Qatar dalam upaya mengakhiri perang panjang di
Afghanistan.
Buku The Secret Life of Mullah Omar diterbitkan dalam bahasa Belanda
pada Februari 2019.
Ada juga edisi bahasa Inggris. [dhn]