WahanaNews.co, Jakarta - Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah di wilayah selatan Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya sekitar 1.790,90 km2 yang terbagi dalam 21 kecamatan (198 desa dan 7 kelurahan).
Sebelah barat Lumajang berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Jember. Sementara sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
Baca Juga:
Menteri PMK Hadiri Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan Yogyakarta
Dilansir dari detikcom, nama Lumajang berasal dari kata Lamajang yang ditemukan pada benda-benda kuno, seperti prasasti, naskah Kuno, hingga petilasan.
Beberapa peninggalan sejarah yang menyebut tentang Lamajang adalah Prasasti Mula Malurung, Naskah Negara Kertagama, Kitab Pararaton, Kidung Harsa Wijaya, Kitab Pujangga Manik, Serat Babat Tanah Jawi, Serat Kanda, Kidung Sorandaka, Kidung Panji Wijayakrama, Kidung Ranggalawe, Prasasti Kudadu dan Prasasti Sukamerta.
Saat menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri, Lamajang sering dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru Nusantara, untuk melakukan ritual upacara persembayangan serta memperdalam agama Hindu.
Baca Juga:
Pengadilan di India Izinkan Umat Hindu Melaksanakan Ibadah Dalam Mesjid Gyanvapi
Dalam Kitab Tantu Pagelaran disebutkan, Dewa Shiwa, Dewa Brahma dan Dewa Wishnu memindahkan puncak Gunung Mahameru di India ke atas Pulau Jawa. Puncak Gunung Mahameru tersebut sekarang dikenal sebagai Gunung Semeru yang diyakini sebagai tempat persemayaman para dewa.
Oleh karena itu, Lamajang menjadi sentra agama Hindu dan Pura Mandhara Giri Semeru Agung dianggap umat Hindu sebagai pura tertua se-Asia Tenggara. Itu terbukti dari keberadaan Arca Pada di puncak Gunung Semeru yang dijadikan sebagai tempat pemujaan. Situs Candi Gedong Putri juga diperkirakan pernah menjadi Pura untuk persembayangan Umat Hindu pada masa lalu.
Ketika Kerajaan Kediri runtuh dan digantikan dengan kemunculan Kerajaan Singasari, Lamajang pun masih tetap menjadi daerah yang banyak dikunjungi.
Raja Singasari keempat yang bernama Ranggawuni atau lebih dikenal dengan Nararya Sminingrat meletakkan tonggak sejarah baru di Lumajang. Dalam Prasasti Mulamalurung lempengan VII halaman a baris 1-3 disebutkan, Nararya Sminingrat menobatkan anaknya yang bernama Nararya Kirana sebagai penguasa Lamajang pada tahun 1177 Saka (1255 M).
Kerajaan Singasari kemudian runtuh pada tahun 1292 M akibat terjadinya Pemberontakan Jayakatwang. Saat itu, pasukan Kerajaan Singasari dikerahkan dalam ekspedisi Pamelayu untuk menghadapi serangan pasukan Mongol.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Jayakatwang untuk melakukan balas dendam dengan menyerang Kerajaan Singasari yang telah meruntuhkan Kerajaan Kediri. Dalam penyerangan tersebut, Jayakatwang dan pasukannya berhasil membunuh Raja Kertanegara.
Setelah Kerajaan Singasari runtuh, Raden Wijaya yang merupakan menantu Raja Kertanegara berhasil kabur ke arah timur. Raden Wijaya kemudian bertemu dengan Arya Wiraraja yang saat itu menjabat sebagai Adipati Sumenep.
Raden Wijaya bersama Arya Wiraraja merencanakan siasat untuk merebut tahta kerajaan dari tangan Jayakatwang. Jika berhasil, Raden Wijaya berjanji akan membagi wilayah kekuasaannya dengan Arya Wiraraja.
Sesuai dengan saran Arya Wiraraja, Raden Wijaya menyerahkan diri kepada Jayakatwang untuk mengabdi kepada Kerajaan Kediri. Untuk membuktikan kesetiaan Raden Wijaya, Jayakatwang memerintah Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik.
Ketika Raden Wijaya membuka Hutan Tarik, Arya Wiraraja mengirim orang-orang Sumenep untuk membantu Raden Wijaya dalam melaksanakan tugas tersebut.Menurut Kidung Panji Wijayakrama, salah seorang dari Sumenep menemukan buah Maja yang rasanya pahit. Akhirnya, desa pemukiman di dekat Hutan Tarik diberi nama Majapahit oleh Raden Wijaya.
Dalam Naskah Yuan Shi dikisahkan bahwa pasukan Mongol bermaksud untuk menghukum Raja Kertanegara pada tahun 1293 M. Karena Kerajaan Singasari sudah runtuh, Raden Wijaya akhirnya mengajak pasukan Mongol untuk menyerang Jayakatwang.
Dengan dibantu oleh pasukan Raden Wijaya dan pasukan Aryawiraraja, pasukan Mongol akhirnya berhasil menghancurkan Kerajaan Kediri dan membawa Jayakatwang ke Ujung Galuh.
Setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, pasukan Raden Wijaya dan pasukan Arya Wiraraja menyerang pasukan Mongol. Raden Wijaya lalu mendirikan Kerajaan Majapahit dan mengangkat dirinya sebagai Raja Majapahit yang pertama.
Raden Wijaya menepati janjinya kepada Arya Wiraraja dengan memberikan separuh wilayah Kerajaan Majapahit. Arya Wiraraja kemudian memimpin Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Keraton Kerajaan Lamajang Tigang Juru berada di Arnon. Luas wilayah Kerajaan Lamajang Tigang Juru meliputi wilayah Lamajang, Besuki, Blambangan hingga Bali.
Selanjutnya, kemunculan Kerajaan Islam di tanah Jawa membawa pengaruh terhadap keadaan Lumajang. Seiring berjalannya waktu, Kabupaten Lumajang semakin berkembang. Kabupaten Lumajang memiliki berbagai potensi dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perindustrian, perdagangan hingga pariwisata.
[Redaktur: Alpredo Gultom]