WahanaNews.co | Nama Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Dudung Abdurrahman, belakangan ini sering disebut-sebut.
Terutama soal pernyataan terkait "jangan terlalu fanatik pada agama" dan tudingan penghilangan patung di Makostrad.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Sebelumnya, Mantan Pandam Jaya itu juga menjadi perhatian setelah mengerahkan pasukannya untuk mencopot baliho Front Pembela Islam (FPI) dan Rizieq Shihab.
Lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965 ini, merupakan lulusan Akmil 1988 dari kecabangan Infanteri.
Kisah masuknya Dudung ke dunia militer, ternyata dipicu oleh sebuah kisah saat dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di kota kelahirannya.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Kala itu, Dudung yang membantu ibunya berjualan, sudah terbiasa masuk menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu.
Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan. Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.