Dia mengatakan, sebagai orang dari kampung yang kos di Kecamatan Raya, tidak memiliki kawan. Akibatnya ketika sekolah di kota itu, mereka menjadi sasaran bully.
“Anak-anak kampung sana bully kita. Dia yang merokok, kita yang beliin rokok. Enak banget hidupnya,” terangnya.
Baca Juga:
Cerita Jeka Saragih Setelah Berkompetisi di UFC, Kini Punya Banyak Pelatih
Karena sering dipalak itu membuat Jeka jengah. Dia ingin mengakhiri bully-an dari anak kota dari kampung tempat mereka kos.
“Ya, pikiran saya kalau gini terus sekolah gak mungkin lah. Lebih banyak uang bapak dia, daripada bapak saya,” terangnya.
Akhirnya, Jeka Saragih belajar bela diri wushu di SMPN 1 Raya. Namun bukan wushu pedang, melainkan wushu sanda. Yakni petarung.
Baca Juga:
Ukir Sejarah di Ajang UFC Internasional, Ucapan Selamat untuk Jeka Saragih Belum Ada dari Pemerintah RI
Sekadar diketahui, wushu merupakan seni bela diri dari Tiongkok yang memadukan antara Kungfu tradisional China dengan teknik tempur modern yang dikembangkan militer China.
“Belajar-belajar (wushu), lindungi adik-adik saya. Mulai berantem-berantem,” terangnya.
Bahkan, dari wushu dia berprestasi. Ikut kejuaraan di kabupaten, nasional hingga internasional bahkan jadi juara. Karena sering ikut kejuaran dan belajar wushu, dia jarang belajar. Bahkan, dia sering mendapat aduan dari anak-anak dari kampung yang kos bila masih dipalaki.