WahanaNews.co | China kembali mengukir sejarah
dengan keberhasilannya mendaratkan wahana antariksa pertamanya di Planet Mars,
Sabtu (15/5/2021).
Momen
ini menandai satu lagi prestasi negara tersebut dalam mengeksplorasi luar
angkasa.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Setelah
mendarat, wahana antariksa bernama Zhurong
tersebut rencananya akan berada beberapa hari di titik pendaratan untuk tes
diagnostik sebelum menjelajahi area Mars yang dikenal sebagai Utopia Planitia.
Zhurong kemudian akan bergabung dengan
wahana penjelajah milik Amerika yang tiba di planet merah pada Februari.
"China
telah meninggalkan jejak di Mars untuk pertama kalinya. Ini merupakan langkah
penting untuk eksplorasi luar angkasa kami," tulis kantor berita resmi Xinhua di salah satu akun media
sosialnya saat mengumumkan pendaratan Zhurong.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Selama
ini sudah ada tiga negara yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di Mars.
Amerika
Serikat telah berhasil melakukan sembilan pendaratan di planet Mars sejak 1976.
Sedangkan
Uni Soviet mendarat di Mars tahun 1971, tetapi misi tersebut gagal setelah
wahana berhenti mengirimkan informasi usai pendaratan.
Pendaratan
di permukaan planet Mars bisa dikatakan merupakan pekerjaan yang jauh lebih
sulit.
Wahana
antariksa harus menggunakan perisai untuk melindungi dari panas yang membakar
saat memasuki atmosfer Mars dan menggunakan roket retro serta parasut untuk
memperlambat pendaratan.
Parasut
dan roket pun harus dikerahkan pada waktu yang tepat supaya mendarat di tempat
yang ditentukan.
Selanjutnya
wahana akan melayang sekitar 100 meter di atas permukaan untuk mengidentifikasi
rintangan sebelum mendarat dengan empat kaki penyangga.
"Setiap
langkah hanya memiliki satu kesempatan dan semuanya saling berkaitan. Jika ada
kekurangan maka pendaratan akan gagal," ungkap Geng Yan, pejabat
Administrasi Luar Angkasa Nasional China, kepada Xinhua, seperti dikutip dari Phys,
Senin (17/5/2021).
Prestasi
ini pun mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, salah satunya adalah
Associate Administrator NASA, Thomas Zurbunchen, yang memberikan ucapan selamat melalui cuitannya di media
sosial.
"Bersama komunitas sains global, saya
menantikan kontribusi penting yang akan diberikan misi ini bagi pemahaman umat
manusia mengenai Planet Merah," tulis Zurbunchen.
Zhurong diperkirakan akan menjalankan
misinya selama 90 hari untuk mencari bukti kehidupan di Mars.
Wahana
penjelajah seukuran mobil kecil ini memiliki radar penembus tanah, laser, serta
sensor untuk mengukur atmosfer dan medan magnet.
Selain
perlombaan menuju Mars, China pun tengah menyiapkan misi eksplorasi luar
angkasa lainnya.
Beberapa
saat lalu, China telah meluncurkan modul utama yang digunakan untuk stasiun
luar angkasa China.
Pengiriman
modul tersebut merupakan yang pertama dari 11 misi yang direncanakan untuk
membangun stasiun luar angkasa mereka.
Selanjutnya,
China berharap dapat segera mengirimkan tiga orang awak pada akhir tahun depan.
Selain
itu beberapa proyek terkait luar angkasa pun dilaporkan sedang dikembangkan
oleh China. [dhn]