Bekerja
bagi Pak Kentir lebih baik daripada diam diri di rumah. Pernah suatu saat ia
berhenti bekerja, tetapi badannya malah sakit.
"Namanya
orangtua pikirannya harus rangkep. Rangkep itu cabang dua. Yang satu anak
sendiri, yang satu bukan. Otomatis kan kalau ikut, bisa gesek sama lakinya.
Daripada gitu pisah sendiri. Saya masih kuat. Saya berhenti kalau kaki saya
sudah tiga. Jalan sudah ga kuat dan pakai tongkat," kata Pak Kentir, sambil
menghisap rokok kretek kesukaannya.
Baca Juga:
Menteri PU Dorong Peran Aktif Pemda dalam Pengendalian Banjir Jabodetabek
Kentir dalam bahasa Jawa berarti kondisi
pikiran agak tak waras.
Sebutan
kentir dari warga untuk Pak Suparno rasanya cukup untuk menggambarkan
perjuangan hidupnya di ibu kota.
Gilanya
ibu kota harus dihadapi kaum marjinal seperti Suparno. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.