WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hari Logika Sedunia mungkin belum sepopuler perayaan internasional lainnya, namun keberadaannya menggarisbawahi peran penting logika dalam kehidupan manusia.
Diperingati setiap 14 Januari, hari ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan nilai logika dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan etika.
Baca Juga:
Dana CSR BI Jadi Bancakan, KPK Siap Tetapkan Tersangka dari Komisi XI DPR
Logika bukan hanya soal matematika atau filsafat, tetapi juga cara kita berpikir, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan akar sejarah yang panjang dan makna yang dalam, Hari Logika Sedunia memberikan ruang bagi masyarakat global untuk merenungkan pentingnya berpikir kritis di tengah era informasi yang terus berkembang.
Hari Logika Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2019 atas inisiatif UNESCO dan International Council for Philosophy and Human Sciences (CIPSH).
Baca Juga:
Gasak Rp 80 Juta dari Majikan, Pria di Dairi Habiskan Uang untuk Gitar dan Hotel
Tanggal 14 Januari dipilih karena memiliki signifikansi historis, yaitu bertepatan dengan hari lahir dan wafatnya dua tokoh besar dalam dunia logika: Alfred Tarski dan Kurt Gödel.
Kedua filsuf ini memberikan kontribusi luar biasa dalam mengembangkan teori logika modern yang hingga kini menjadi landasan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak hanya sekadar perayaan, Hari Logika Sedunia juga menjadi momen untuk mempromosikan dialog lintas disiplin.
Di berbagai belahan dunia, hari ini diperingati dengan seminar, konferensi, hingga lokakarya yang membahas relevansi logika dalam menghadapi tantangan global, seperti misinformasi, krisis lingkungan, hingga ketidakadilan sosial.
KRT Tohom Purba, seorang pengamat kebijakan publik yang juga memegang rekor MURI dalam bidang seminar terbanyak, memberikan pandangannya tentang pentingnya peringatan ini.
"Hari Logika Sedunia adalah pengingat bahwa berpikir rasional adalah fondasi bagi pengambilan keputusan yang bijak, baik dalam kebijakan publik maupun kehidupan sehari-hari. Dengan menghargai logika, kita tidak hanya membangun masyarakat yang lebih kritis, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan kemajuan yang berkelanjutan," ujar Tohom, Selasa (14/1/2024).
Selain itu, peringatan ini juga menjadi pengingat bahwa logika adalah alat yang memungkinkan manusia untuk memahami dan mengelola kompleksitas dunia modern.
Ketika dunia dihadapkan pada berbagai krisis dan disrupsi, berpikir secara logis menjadi kunci untuk menemukan solusi yang berkelanjutan.
Hari Logika Sedunia bukan hanya tentang merayakan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih rasional, adil, dan berorientasi pada kemanusiaan.
Jadi, pada tanggal 14 Januari, mari kita luangkan waktu untuk menghargai logika yang membimbing kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]