WahanaNews.co, Australia – Baru-baru ini, fenomena tak biasa dari buaya air asin terjadi di Peternakan Buaya Koorana di Queensland, Australia.
Peternak mengatakan bahwa buaya mereka menjadi terangsang setelah helikopter Chinook terbang rendah di atas kandang buaya tersebut.
Baca Juga:
Tiga Buaya Sering Terpantau di Sungai Lalindu Pasca Banjir Bandang
Peternak yang memiliki 3.000 buaya itu menyebut bahwa hewan peliharaan mereka jadi kawin seperti orang gila.
John Lever, pemilik peternakan, mengatakan bahwa pilot Chinook menggunakan peternakannya sebagai titik penanda untuk mengubah arah penerbangan.
“Semua pejantan besar bangkit dan mengaum dan berteriak ke langit, dan kemudian setelah helikopter berangkat, mereka kawin dengan gila-gilaan. Ada sesuatu tentang gelombang sonik yang benar-benar membuat mereka tergerak,” kata John Lever kepada ABC, melansir dari VIVA, Senin (16/10/2023).
Baca Juga:
Bupati Mukomuko Minta Bantuan Bengkulu Atasi Serangan Buaya Mematikan
Ahli herpetologi Mark O'Shea dari Universitas Wolverhampton di Inggris menjelaskan soal buaya yang tiba-tiba birahi saat mendengar suara helikopter. Mark menyebut kepada Live Science bahwa ada beberapa alasan mengapa helikopter bisa memicu gairah seks buaya.
Sejumlah ahli menduga bahwa buaya-buaya tersebut mengira suara tersebut adalah badai petir. Namun, suara tersebut memang berkaitan dengan birahi buaya. Badai petir tersebut biasanya muncul pada musim semi yang berlangsung Oktober-November.
"Biasanya, kawin terjadi secara musiman karena bertepatan dengan waktu terbaik untuk mengubur telur mereka di lubang atau sarang," kata ahli herpetologi yang berasal dari University of Wolverhampton tersebut.
Namun baling-baling helikopter yang terbang rendah mungkin menghasilkan sinyal yang sama yang memberi tahu buaya bahwa badai sudah dekat. Akibat suara keras tersebut buaya yang ada di bawahnya langsung terpancing birahi.
Buaya memiliki organ multi-indera yang disebut integumentary sensory organ (ISO) yang digunakan untuk mendeteksi perubahan, seperti pergerakan di dalam air, tekanan atmosfer, dan suara pada frekuensi yang sangat rendah.
“Saya membayangkan aliran udara ke bawah dari helikopter yang besar dan berat menciptakan perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh ISO kulit buaya. Penurunan tekanan barometrik dari aliran udara ke bawah mungkin menyerupai perubahan tekanan badai,” ungkapnya.
Penjelasan potensial lainnya, kata O’Shea, adalah bahwa Chinook dapat memproduksi infrasonik – frekuensi suara yang sangat rendah sehingga tidak dapat terdeteksi oleh telinga manusia. Getaran seperti itu juga dapat ditangkap oleh ISO.
Getaran seperti itu memainkan fungsi penting dalam komunikasi buaya. Suara baling-baling Chinook yang kuat mungkin mirip dengan suara buaya jantan yang bersaing, seperti suara lengkingan rendah buaya jantan yang sedang mencari pasangan.
[Redaktur: Alpredo Gultom]