WahanaNews.co | Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anak jadi disiplin.
Tapi, pastikan cara yang digunakan tidak menimbulkan dampak psikologis pada anak, ya. Bagaimana dengan berteriak ke anak?
Baca Juga:
YLKI Dukung Cukai Tinggi Minuman Berpemanis untuk Kurangi Konsumsi Anak
Moms, teknik disiplin verbal yang keras dari orang tua ternyata bisa memengaruhi kondisi psikologis anak.
Mengutip Today’s Parent, sering berteriak pada anak dianggap sama buruknya dengan memberikan hukuman fisik seperti memukul yang akan berdampak buruk pada mental anak-anak.
Menimbulkan perilaku buruk
Baca Juga:
Ingin Menjadi Kebanggaan Orang Tua: Kisah Mustofa yang Sembuh dari Katarak
Memang benar, teriakan kemarahan dari orang tua dapat menghentikan apa pun yang sedang dilakukan anak.
Namun, cara ini juga bisa menciptakan masalah perilaku pada anak di masa depan.
Dikutip dari laman University Rochester Medical Center, anak-anak cenderung mencari cara baru untuk mengeksplorasi dunianya.
Jadi, jika orang tua kerap berteriak karena hal yang dilakukannya, anak-anak mungkin akan melakukan hal yang lebih berbahaya di lain waktu.
Oleh karena itu, berteriak sebenarnya bukanlah solusi yang tepat untuk menegur si kecil atas kesalahannya.
Anak mungkin akan menurut setelah mendengar teriakan orang tuanya hingga usia tertentu.
Namun, penelitian menunjukkan, teriakan ke anak-anak juga akan membuat mereka lebih agresif saat menemukan cara baru untuk membela dirinya.
Menyebabkan perubahan pada otak
Berteriak saat anak melakukan kesalahan sejatinya merupakan hasil dari emosi negatif orang tua.
Pikiran negatif inilah yang kemudian memengaruhi zat kimia di otak ibu dan ayah, sehingga membuat Anda berteriak secara sadar maupun tidak.
Penelitian di National Library of Medicine menyebutkan, otak manusia lebih banyak memproses dan melekat pada pikiran negatif daripada positif.
Sehingga, memberikan teriakan pada anak dapat menyebabkan perubahan signifikan pada perkembangan otak anak.
Hal ini bisa menimbulkan dampak psikologis jangka panjang seperti, anak yang mudah cemas, merasa takut, serta selalu berpikiran buruk tentang hal yang belum terjadi.
Anak jadi depresi
Mengutip Mom Junction, anak-anak yang sering dimarahi dan diteriaki akan mengembangkan rasa rendah diri.
Anak-anak akan percaya bahwa dirinya tidak akan mampu melakukan berbagai hal dengan baik.
Akibatnya, mereka cenderung memiliki harga diri yang rendah dan mengalami depresi jangka panjang, Moms.
Berpengaruh pada kesehatan
Teriakan orang tua yang membuat anak ketakutan dan trauma bisa menyebabkan stres serta berdampak pada kesehatan fisiknya.
Dalam beberapa kasus, pikiran kalut dan stres karena teriakan orang tua menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti, radang sendi, masalah punggung dan leher, dan sakit kepala.
Kondisi tersebut bisa terbawa hingga dewasa dan dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Ya Moms, itu lah beberapa dampak negatif bila Anda kerap berteriak pada anak yang perlu diwaspadai.
Sehingga, meskipun sulit, sangat penting bagi ibu dan ayah untuk tidak membiasakan meninggikan suara ketika kesal terhadap si kecil.
Orang tua perlu mengendalikan emosinya untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal. [gun]