WahanaNews.co, Jakarta - Banyak kebiasaan yang dapat mengurangi tingkat kecerdasan (IQ) seseorang, dan tanpa disadari, kita sering 'menyelipkan' kebiasaan tersebut dalam aktivitas sehari-hari.
IQ merujuk pada intelligence quotient atau yang umumnya dikenal sebagai tingkat kecerdasan intelektual. Kecerdasan yang dimaksud mencakup kemampuan belajar dan pengalaman hidup.
Baca Juga:
Brain Rot, Efek Media Sosial yang Bikin Otak Jadi Kendor
IQ mencerminkan kapasitas seseorang dalam berpikir, mengingat, memahami, mengevaluasi, mengolah informasi, dan bertindak.
Namun, sayangnya, beberapa faktor dapat berdampak negatif pada penurunan skor IQ seseorang.
Kebiasaan yang Menurunkan IQ.
Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa hal yang bisa menurun kecerdasan Anda.
Baca Juga:
Pikun di Usia 20-an, Bukan Sekadar Lupa Biasa
1. Sering stres
Stres kronis dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan akhirnya menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) seseorang.
Ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan, tubuh memproduksi hormon stres, seperti kortisol, dalam jumlah besar.
Tingkat tinggi kortisol dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu komunikasi antar neuron, terutama di daerah otak yang terkait dengan fungsi kognitif tingkat tinggi.
Selain itu, stres juga dapat menyebabkan gangguan tidur, konsentrasi yang buruk, dan menurunkan motivasi belajar, yang semuanya dapat merugikan fungsi otak.
Stres yang terus-menerus juga dapat memicu perubahan struktural dalam otak, terutama di daerah hippocampus yang berperan dalam pembelajaran dan memori.
Dengan demikian, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan kualitas kognitif dan, dalam jangka panjang, dapat berkontribusi pada penurunan IQ seseorang.
2. Obesitas
Obesitas dapat memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif dan kecerdasan (IQ) melalui berbagai mekanisme.
Pertama, obesitas seringkali disertai dengan resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin.
Resistensi insulin dapat mengganggu regulasi gula darah dan memicu peradangan kronis, yang dapat merusak pembuluh darah dan sel-sel otak.
Kondisi ini dapat menghambat aliran darah ke otak dan merugikan fungsi otak, termasuk kemampuan belajar dan ingatan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada penurunan IQ.
Selain itu, obesitas juga dapat memengaruhi neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru antar sel-sel saraf.
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi obesitas dapat mempengaruhi neuroplastisitas, terutama di area otak yang terlibat dalam pengendalian impuls, perencanaan, dan pemecahan masalah.
Gangguan dalam neuroplastisitas ini dapat membatasi kapasitas otak untuk belajar dan beradaptasi, yang kemudian dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan penurunan IQ.
Oleh karena itu, menjaga keseimbangan berat badan yang sehat dapat berperan penting dalam mendukung kesehatan otak dan kecerdasan.
3. Keseringan multitasking
Multitasking, atau melakukan beberapa tugas sekaligus, dapat menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) karena membagi perhatian otak dan memunculkan fenomena yang dikenal sebagai "switching cost" atau biaya beralih.
Otak manusia sebenarnya tidak dapat melakukan dua tugas kognitif kompleks secara bersamaan dengan efisiensi tinggi.
Ketika seseorang beralih antara tugas, seperti memeriksa pesan di ponsel sambil bekerja, otak perlu menyesuaikan fokus dan memori kerja untuk menyelesaikan tugas yang berbeda.
Proses ini menghabiskan waktu dan energi mental, yang dikenal sebagai biaya beralih, dan dapat menyebabkan penurunan performa kognitif.
Selain itu, multitasking dapat merugikan kualitas kerja otak dalam menyelesaikan tugas. Ketika seseorang terlibat dalam multitasking, fokus dan perhatian terbagi, dan hasilnya adalah penurunan akurasi, produktivitas, dan tingkat efisiensi dalam penyelesaian tugas.
Penelitian neurosains menunjukkan bahwa multitasking dapat mengakibatkan penurunan kinerja pada tugas-tugas kognitif yang melibatkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Dengan demikian, terlibat dalam multitasking secara berlebihan dapat mengurangi kapasitas otak untuk memproses informasi dengan baik dan, dalam jangka panjang, dapat berdampak pada tingkat kecerdasan seseorang.
4. Sering terpapar asap rokok
Hal ini mungkin menjadi catatan bagi para perokok maupun non-perokok. Asap rokok membawa zat beracun untuk otak. Paparan asap yang terlalu lama dapat meningkatkan kadar karbon monoksida dalam tubuh, yang menggantikan oksigen.
Kerusakan pembuluh darah dan otak dapat mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi secara efektif dan menyimpan informasi dengan baik.
5. Sering menonton TV
Menonton TV memang jadi cara umum bagi banyak orang yang ingin mencari hiburan. Menonton televisi menimbulkan perasaan santai karena seseorang tak perlu melakukan upaya apa pun.
Namun, mengutip Exploring Your Mind, kebiasaan terlalu sering menonton televisi bisa menurunkan tingkat kecerdasan.
Bukan hanya membuat Anda menjadi pribadi yang pasif, namun menonton TV juga membuat otak seolah 'mati rasa'.
6. Sering kurang tidur
Bukan rahasia lagi, kualitas tidur yang baik adalah kunci dari kesehatan secara menyeluruh.
Studi menunjukkan, tidur berkualitas membuat kemampuan belajar seseorang menjadi lebih baik. Waktu istirahat yang cukup membuat seseorang lebih mudah untuk memahami sesuatu dan menyimpan informasi.
7. Terlalu makan makanan manis
Konsumsi berlebihan makanan manis dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan tingkat kecerdasan (IQ).
Makanan manis yang tinggi gula dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang cepat, yang kemudian dapat memicu resistensi insulin.
Resistensi insulin, pada gilirannya, dapat merugikan kesehatan pembuluh darah dan membatasi aliran darah ke otak.
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, termasuk masalah memori dan penurunan kemampuan berpikir, yang dapat berdampak negatif pada tingkat kecerdasan seseorang.
Selain itu, asupan gula yang berlebihan juga dapat menyebabkan inflamasi sistemik dalam tubuh.
Inflamasi kronis dapat merusak sel-sel otak dan meningkatkan risiko gangguan neurologis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat inflamasi yang tinggi dapat terkait dengan penurunan fungsi kognitif dan penurunan IQ.
Oleh karena itu, menjaga pola makan seimbang dengan mengurangi konsumsi makanan manis yang berlebihan dapat berperan dalam mendukung kesehatan otak dan potensi kecerdasan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]