Bishop GKPI Pdt Abdul Hutauruk usai acara ibadah GKPI JK Cipayung di ruang SMK Budi Murni 4. Bersama Pdt Riana Hutabarat dan para penatua. [WahanaNews.co/Alpredo]
Menghubungkan dengan thema khotbah dari “Yeremia 17:12-18 Tuhan Pengharapan Kita” Bishop mengatakan, GKPI harus bisa menjadi representasi Yeremia masa kini, menolong jemaatnya berjumpa dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:
Setelah Ramalan Penembakan Trump Terbukti, Brandon Biggs Ramalkan Gempa Dahsyat yang Akan Guncang AS
“Kehidupan tanpa pengharapan adalah hampa, kalau iman hampa, maka gelap gulitalah kehidupanya. Yeremia sangat mengenal umat yang digembalakannya. Kehidupan sekarang sangat kompleks, gereja harus menjadi sahabat, yang memberi penguatan, arahan supaya jemaat berpengharapan,” kata Bishop.
Perjalan Iman dari perbuatan Tuhan kepada perbuatan Tuhan
Sebelum khotbah, ketua pembangunan GKPI JK Cipayung Ir Saut Hutagalung, menceritakan kilas balik berdirinya GKPI JK Cipayung, dari mulai pembentukan Pos Kebaktian hingga diumur yang ke-9 tahun sudah memiliki tanah pertapakan.
Baca Juga:
Polda Metro Periksa Pihak MUI, Tindak Lanjut Kasus Pendeta Gilbert
Kilas balik tersebut, menggambarkan penyertaan Tuhan yang sungguh luar biasa mendatangkan berkat-berkat dari dalam dan dari luar GKPI sehingga mampu membeli tanah senilai sekitar Rp3,5 miliar pada tahun 2023 lalu.
Bishop mengatakan dirinya diberkati pada perayaan ucapan syukur perjalanan iman HUT ke-9 GKPI JK Cipayung.
“Saya mau bertanya apakah bapak/ibu mengandalkan apa yang ada, atau yang tidak ada? Kalau bapak ibu mengandalkan yang ada, maka Tuhan tidak perlu. Tetapi jika bapak/ibu mengandalkan yang ada menjadi ada, berarti Tuhan hidup buat GKPI jemaat khusus Cipayung,” katanya.
Setelah tebentuknya panitia pembangunan, GKPI JK Cipayung memerlukan sedikitnya dana sekitar Rp3,6 miliar untuk pembangunan rumah ibadah di tanah pertapakan di Pondok Ranggon, kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.