WahanaNews.co | Semakin menarik suatu konten di mata masyarakat, maka konten itu juga akan memunculkan lebih banyak tanggapan. Namun, sayangnya, tidak semua peristiwa yang dimuat konten di media sosial (medsos), merupakan peristiwa asli yang berupa fakta. Tidak sedikit di antaranya yang ternyata merupakan konten rekayasa.
Peredaran konten rekayasa atau lebih dikenal dengan konten settingan di medsos saat ini sudah tidak bisa lagi dibendung. Berbagai cara dilakukan oleh para pembuat konten untuk memperlihatkan bahwa suatu peristiwa yang terjadi dan dibuat konten merupakan hal yang benar-benar terjadi.
Baca Juga:
Kebijakan Baru TikTok, Larang Remaja Pakai Filter Kecantikan
Tentunya, peredaran konten rekayasa ini menimbulkan berbagai dampak buruk di masyarakat, beberapa di antaranya ialah:
1. Menimbulkan krisis kepercayaan
Terlalu banyaknya konten rekayasa dapat menimbulkan krisis kepercayaan di kalangan masyarakat. Akibatnya, konten yang sungguh-sungguh menampilkan kebenaran pun banyak yang jadi turut dianggap rekayasa, karena masyarakat sudah ragu apakah konten yang beredar di medsos benar-benar mencerminkan fakta atau tidak. Hal ini membuat orang-orang tak lagi percaya kepada sesamanya.
Baca Juga:
Polisi Beberkan Saat Situs 'Sultan Menteng' Diusut, Judi Online di Komdigi Terbongkar
2. Merusak citra diri
Konten rekayasa dapat merusak citra diri pembuatnya, terlebih jika konten yang dibuat menjadi viral. Ia akan dianggap sebagai orang yang dapat menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, termasuk demi menjadi terkenal dan mendapatkan banyak tanggapan.
Ia tak peduli sekalipun tanggapan yang diterimanya merupakan komentar-komentar buruk, selama ia bisa populer. Citra diri yang sudah buruk di hadapan masyarakat ini dapat mengganggu kehidupan dirinya sendiri di masa mendatang.