Pun, Agus juga merasa malu hati jika meminta bantuan kerabat atau rekan sesama polisi. Menurut pengakuannya, Agus terkahir kali berdinas di Poslantas Tembalang dengan pangkat Aipda.
"Akpol 99 siap (terima kasih) mau dicarikan kerja. Siap aman ndan, (khilaf) karena enggak punya uang ndan enggak punya kerjaan tapi malu ngomongnya sama pak Waka," kata Agus.
Baca Juga:
Diklaim Lebih Ramah untuk Bumi, Kompos Jasad Manusia Jadi Tren Sah di 12 Negara
Fenomena Manusia Silver
Dihubungi terpisah, Kriminolog Universitas Budi Luhur Chazizah Gusnita mengatakan, penggunaan anak di jalanan untuk mengemis dinilai efektif.
Baca Juga:
AI Tak Bisa Gantikan Semua, Inilah 10 Pekerjaan yang Tetap Butuh Sentuhan Manusia
"Karena dengan menggunakan anak, orang-orang ada rasa iba, ada rasa kasihan," katanya.
Kemudian sekarang, katanya, ada cara yang menarik. "Ooh manusia silver menarik tuh. Akhirnya yang awalnya untuk donasi sekarang berubah jadi untuk meminta-minta."
Pun Chazizah mengamini penggunaan anak dalam kasus manusia silver termasuk eksploitasi. Lantaran, dalam Undang-Undang diatur pemenuhan hak anak. "Dalam UU kita harus memberikan hak anak hingga usia 18 tahun, intinya tidak bekerja, mencari nafkah."