Pada 29
Juli 2016, atau di hari eksekusi mati, Freddy pun masih diberi kesempatan untuk
bertemu Fikri.
Kala
itu, Freddy berpesan kepada Fikri untuk menjadi laki-laki kuat dan bisa
memperjuangkan kehidupannya.
Baca Juga:
Eksekusi Lahan di Makassar Berujung Bentrok, Massa Lempari Polisi dengan Batu
"Pesan
Papa waktu itu adalah Dede (Fikri) boleh nangis
sebanyak-banyakmya, setelah Papa enggak ada, setelah Dede keluar dari Lapas
(LP Nusakambangan) ini, jadi laki-laki kuat, jadi laki-laki yang kuat mental
dan bisa berjuang di kehidupannya," kata Fikri.
Menjelang
Maghrib, petugas LP Nusakambangan memberitahu bahwa jam besuk telah habis.
Namun,
Freddy meminta waktu tambahan kepada petugas karena ingin menjalankan shalat
isya berjemaah dengan sang anak.
Baca Juga:
Aturan Hukuman Mati Pelaku Kriminal-Imigran Ilegal di AS Disetujui Trump
"Sebelum
Shalat Maghrib, petugas datang nyamperin, "Pak, mohon maaf waktunya udah habis". Waktu
itu Papa masih enggak mau, (Freddy bilang) "Saya minta sampai shalat isya", dibolehin (oleh petugas),"
ujar Fikri.
Saat Shalat Isya
berjemaah dengan sang anak, Freddy seperti biasa bertindak sebagai imam.
Selesai
shalat, Freddy sempat berdoa dan menyampaikan keinginannya kepada Tuhan.