Apalagi ditambah dengan pemanasan
global yang berdampak pada menghangatnya suhu dan mencairnya es di kutub.
Perubahan iklim menjadi penyebab
meningkatnya bencana hidrometeorologi karena secara nyata telah mempengaruhi
terjadinya perubahan watak hujan dan cuaca.
Baca Juga:
Siklon Errol Muncul dari Laut, Cuaca Ekstrem Mengintai NTT hingga 19 April
Tidak hanya polanya, tapi intensitas,
durasi, dan sebaran curah hujan juga berubah.
Untuk mengatasi bencana
hidrometeorologi, perlu dilakukan pengembangan teknologi, pemantauan dan
prediksi kebencanaaan, penyusunan tata ruang yang sesuai tingkat kerentanan
bencana, serta kampanye untuk peningkatan pemahaman dampak dan pengurangan
risiko bencana.
Presiden Jokowi sendiri menyebutkan,
peringatan dini dari BMKG harus menjadi rujukan dan digunakan oleh para
pengambilan keputusan, baik di pemerintah pusat, daerah dan berbagai sektor.
Baca Juga:
BMKG: Kemarau 2025 Diprediksi Singkat, Petani Bisa Untung tapi Juga Terancam
Penting bagi suatu instasi maupun
pihak-pihak mana pun merancang kebijakan dan pembangunan memerhatikan
antisipasi kerawanan bencana. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.