WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam dunia kuliner Indonesia yang terus berkembang, selalu hadir inovasi menu baru yang menggoda lidah.
Salah satu yang belakangan ini mencuri perhatian adalah jukut goreng.
Baca Juga:
Simak Cata Menghidari Diabetes di Usia Muda
Meskipun namanya terdengar sederhana, hidangan ini berhasil memikat pecinta kuliner dari berbagai kalangan berkat rasa khas dan tampilannya yang menggugah selera.
Dalam bahasa Bali, “jukut” berarti sayur. Namun, jukut goreng bukanlah sekadar sayuran biasa.
Hidangan ini merupakan perpaduan aneka sayuran segar seperti kangkung, bayam, dan kacang panjang yang digoreng dengan bumbu rempah istimewa.
Baca Juga:
5 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan Tubuh
Beberapa varian bahkan menambahkan tempe, tahu, hingga seafood untuk memperkaya cita rasa.
Yang membedakan jukut goreng dengan hidangan lain adalah teknik memasaknya. Sayuran digoreng sedemikian rupa agar tetap renyah tanpa kehilangan nutrisi.
Dipadu dengan bumbu khas dari bawang merah, bawang putih, cabai, dan terasi, jukut goreng menghadirkan rasa gurih pedas yang memanjakan lidah.
Popularitas jukut goreng melejit di kalangan anak muda, terutama karena penampilannya yang estetik dan cocok untuk diunggah ke media sosial.
Tak heran jika kini banyak kafe dan restoran kekinian yang turut menyajikan versi inovatifnya dengan saus keju, telur asin, atau sambal matah sebagai pelengkap.
Tak hanya itu, kemunculan food truck dan bazar kuliner yang menawarkan jukut goreng dalam kemasan modern turut mendorong pamornya.
Harganya yang ramah di kantong menjadikannya pilihan tepat baik sebagai lauk harian maupun camilan kekinian.
Melihat antusiasme yang tinggi, para pelaku industri kuliner pun terus berinovasi. Muncul varian rasa baru seperti pedas manis, barbeque, hingga keju mozzarella.
Bahkan, ada yang menggabungkannya dengan kuliner global dijadikan isi wrap atau isian burger versi vegetarian.
Jukut goreng menjadi bukti bahwa hidangan sederhana bisa menjadi tren besar bila dikemas dengan kreatif.
Kehadirannya tak hanya mengangkat cita rasa lokal, tetapi juga memperkaya ragam pilihan makanan di era modern.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]