WahanaNews.co | Keberadaan dan kehidupan
orang-orang kaya selalu menarik perhatian. Terlebih jika mereka masuk dalam kategori Ultra High Net Worth Individual (UHNWI).
Individu-individu
yang masuk dalam kategori UHWNI atau ultrakaya ini adalah pemilik harta di atas
30 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 430 miliar.
Baca Juga:
Tulus Gelar Konser Tur Manusia 2023 di 11 Kota, Catat Waktunya
Harta
kekayaan dimaksud meliputi properti (rumah dan tanah), barang mewah bermerek,
koleksi seni, mobil klasik, properti investasi, danintangible assets.
Di tengah pandemi dan krisis ekonomi seperti sekarang ini, mengapa media harus tertarik pada kalangan tajir itu?
Global
Head of Research Knight Frank, Liam
Bailey, punya jawabannya.
Baca Juga:
Resmi, New York Izinkan Penggunaan Kompos dari Jenazah Manusia
Secara
sederhana, jika ingin memahami kinerja pasar, UHNWI ini merupakan magnet yang
membentuk bagian sentral dari sebuah cerita.
Karena
itulah, dalam Wealth Report
2021 yang diterima redaksi pada Selasa (2/3/2021), Knight Frank melakukan penilaian
terhadap perilaku mereka.
Bagaimana
peruntungan kalangan superkaya berubah, di mana mereka menghabiskan waktu, apa
yang mereka investasikan, dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?
Bila
pembuat kebijakan dan investor memiliki wawasan yang kurang tentang perilaku
dan sikap dari UHNWI yang jumlahnya cuma 1 persen dari total populasi global
ini, berisiko menyebabkan kesalahan yang serius dalam membaca tren ekonomi.
"Wealth Report 2021ini akan mengisi
kesenjanganpengetahuan tersebut. Amerika Serikat akan tetap menjadi pusat
kekayaan ekonomi dunia selama periode perkiraan kami," ujar Liam.
Meski
demikian, Asia akan menunjukkan pertumbuhan UHNWI tercepat selama lima tahun ke
depan dalam periode 2020-2025, dengan angka 39 persen,dibandingkan pertumbuhan
rata-rata global yang 27 persen.
Pada
2025 mendatang, Asia akan menampung 24 persen atau 161.878 orang dari total
663.483UHNWI global, yang berarti naik dari 17 persen pada satu
dekade sebelumnya.
Menariknya,
Indonesia memimpin Asia dengan lonjakan pertumbuhan UHNWI sebesar 67 persen, atau menjadi
1.125 orang.
Periode
sebelumnya, UHNWI Indonesia tercatat hanya sebanyak 673 orang.
"Pertumbuhan
Indonesia, bersama India (63 persen), membuat proporsi UHNWI global di
Asia meningkat menjadi 24 persen," imbuh Liam.
Dia
mengungkapkan, bersama Amerika Utara dan Australasia, kekayaan UHNWI Asia paling optimistis meningkat
signifikan, dengan angka masing-masing 86 persen, 82 persen, dan 81 persen.
Meskipun
Covid-19 masih jauh dari terkendali di banyak bagian dunia saat Wealth Report 2021 tersebut diterbitkan,
perkiraan tahun ini mewakili optimisme akan munculnya siklus ekonomi dan
menetapkan ekspektasi baru untuk dunia pasca-pandemi. [dhn]