WahanaNews.co | Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
(Balittri) Kementerian Pertanian (Kementan), Tri Joko Santoso, mengatakan, banyak tanaman kopi yang sudah tua.
Karena itu, harus dilakukan peremajaan.
"Peremajaan
kopi membutuhkan bibit unggul dan diperlukan biaya yang tak sedikit,"
ungkap Joko, dalam keterangannya yang diterima redaksi pada Minggu (25/10/2020).
Baca Juga:
4 Manfaat Kopi Hitam untuk Kesehatan Otak
Menurut
Joko, dua hingga tiga tahun ke depan, konsumsi kopi dunia mengalami peningkatan
2-5%. Dengan begitu, konsumi kopi di tingkat global akan terjadi defisit.
"Hal
tersebut terjadi karena budidaya kopi di tingkat petani atau korporasi banyak
mengalami pelbagai tantangan, salah satunya adalah alih fungsi lahan kopi
menjadi lahan sawit, seperti yang terjadi di Sumatera,"
kata Joko.
Karena
itu, Joko meminta agar pengelolaan budidaya kopi ke depan harus lebih inovatif
dengan mengembangkan korporasi dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan
kesejahteraan dalam menghadirkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Baca Juga:
3 Cara Tepat Minum Kopi Agar Produktivitas Meningkat
Asep
Sukarna, salah satu petani kopi di Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, penyediaan bibit unggul kopi seyogyanya
memperhatikan kesesuaian dengan karakter daerah masing-masing.
"Jangan
sampai bibit kopi yang difasilitasi oleh pemerintah tidak sesuai sehingga
tujuan peningkatan produksi tidak tercapai," kata Asep, saat dihubungi wartawan, Sabtu (24/10/2020).
Menyoal
keterbatasan lahan kopi yang semakin terbatas, Asep menyampaikan sarannya
mengoptimalkan lahan melalui kerjasama, sinergi lintas sektoral perihal
Perhutanan Sosial menyangkut perijinan menggunakan lahan milik Pemerintah, seperti lahan yang dikelola Perhutani dan PTPN.
"Tapi,
pembukaan lahan hutan untuk kopi juga harus memperhatikan pola tanam sesuai dengan
aturan agar tidak merusak hutan," pungkasnya.
Komoditas
kopi, menurur Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi
Subagyono, merupakan salah satu dari tujuh komoditas perkebunan
yang akan ditingkatkan produksi dan produktivitasnya sepanjang tahun 2020.
"Kami
terus mendorong petani dan kelompok tani menjaga konsistensi kualitas produk
kopi yang dikembangkannya dengan tetap menjalankan prinsip budidaya kopi
berkelanjutan lingkungan dalam penanaman sampai panen kopi, dan pasca
panen," kata Kasdi.
Hal tersebut
menjadi penting karena Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, dalam berbagai kesempatan, menyampaikan bahwa kopi Indonesia memiliki tempat
yang spesial bagi para penikmat kopi di pasar internasional.
"Kopi
jenis Arabika kita memiliki cita rasa yang khas. Ini keunggulan yang harus
dijaga dan terus kita promosikan," ungkapnya. [qnt]