Kerat: melakukan pengeratan pembuluh floem secara melingkar mengikuti diameter pohon hingga pembuluh xilem atau kayu pohon terlihat.
Pruning: memangkas daun, cabang, dan ranting sampai tanaman memiliki sedikit daun.
Pelukaan: dilakukan untuk melukai pembuluh floem menggunakan benda tajam dengan cara mengerok, mencacah, memaku, atau mengiris kulit pohon durian.
Pengikatan: mengikat pohon menggunakan kawat, sehingga transpor hasil fotosintesis pembuluh floem terhambat.
Stressing air: tidak menyiram sampai mencapai titik layu permanen. Lalu, secara tiba-tiba lakukan penggenangan pada perakaran dan pangkal batang sampai airnya jenuh dalam kurun waktu tertentu.
Meskipun mudah dilakukan, metode mekanis memiliki kekurangan yakni keberhasilannya tidak terukur. Bahkan, banyak petani menghindari cara ini karena apabila tidak hati-hati bisa menyebabkan tanaman durian rusak secara fisik maupun fisiologi.
Baca Juga:
Pengembangan Tanaman Durian, Bupati Pakpak Bharat Berkunjung ke Sukabumi
2. Metode kimiawi
Cara memaksa durian berbuah di luar musim berikutnya yaitu menggunakan zat pengatur tumbuh hormon Paklobutrazol. Perlu diketahui bahwa paklobutrazol adalah zat penghambat tumbuh yang sifatnya menghambat biosintesis giberelin.
Dengan demikian, pertumbuhan vegetatif tanaman terhambat dan pembungaan bisa dirangsang. Di pasaran zat pengatur tumbuh ini bisa ditemukan dengan nama dagang Patrol, Cultar, dan Goldstar.
Baca Juga:
Ajang Promosi Wisata, Pemkab Kuningan Gelar Festival Durian
Cara aplikasinya dengan menyemprotkan ke tanah sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu, bisa juga dengan cara injeksi atau penyuntikan ke batang tanaman.
Bagian batang bekas suntikan kemudian ditutup dengan cairan lilin supaya air hujan tidak masuk. Apabila berhasil, tanaman akan berbunga 3 bulan setelah aplikasi. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.