WahanaNews.co | Haji menjadi rukun Islam ke lima yang wajib dilaksanakan umat muslim jika mampu dan mau berusaha.
Abdul Hari (82), yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cangkul misalnya.
Baca Juga:
Pesawat Penerbangan Jemaah Haji Terbakar, Kemenag Semprot Garuda Indonesia
Ia sangat bahagia ketika keinginannya untuk berangkat haji ke Baitullah akhirnya terwujud.
"Alhamdulillah keinginan saya sejak lama dapat terkabul," kata Pak Dul, sapaan akrab Abdul Hari, belum lama ini.
Pak Dul mengaku sehari-hari ia bekerja sebagai buruh cangkul dengan upah sebesar Rp40 ribu. Ia menjadi buruh cangkul sawah milik tetangganya.
"Alhamdulillah meskipun tidak seberapa, tapi bisa untuk menghidupi sehari-hari," katanya.
Baca Juga:
Ditjen PHU Minta Pelayanan Prioritas bagi CJH Lansia di Embarkasi Batam
Warga asal Rembang, Kabupaten Pasuruan itu mendaftar haji pada tahun 2019. Biaya pendaftaran itu didapat dari hasil menjual pohon slobin (trembesi) miliknya.
“Kebetulan waktu itu saya memperoleh rezeki. Saya punya pohon slobin laku Rp33 juta. Dari situ saya pergunakan untuk mendaftar haji. Sesuatu yang sudah saya idam-idamkan selama ini," ujarnya.
Tahun ini Pak Dul mendapat panggilan berangkat haji karena masuk kuota prioritas lansia.
Kata Pak Dul, menggantungkan dari hasil kerjanya sebagai buruh cangkul, tidak cukup untuk pelunasan haji.
"Akhirnya saya menjual sepetak tanah demi bisa berangkat haji, saya jual tanah," katanya.
Tahun ini Pak Dul tergabung dengan kloter 32 dan saat ini sudah sampai di Madinah.