Kemunculan Kota Aceredo tak terlepas dari curah hujan yang rendah di Spanyol. Menurut badan nasional cuaca Spanyol, AEMET, dalam tiga bulan terakhir tahun 2021, Spanyol mencatat hanya 35 persen dari rata-rata curah hujan yang terjadi selama periode yang sama dari 1981 hingga 2010.
Kemudian, dalam abad ini, hujan pernah sama sekali tidak turun pada Januari 2005 silam.
Selain Spanyol, negara tetangga Portugal juga mengalami sedikit hujan sejak Oktober lalu. Pada akhir Januari, 45 persen negara itu mengalami kondisi kekeringan parah atau ekstrem, menurut badan cuaca nasional Portugal, IPMA.
Curah hujan yang berkurang sejak 1 Oktober sampai Januari tersebut menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi para petani untuk memberi pakan ternak mereka.
Baca Juga:
Pantauan Tim Monitoring Pilkada Kota Depok 2024 Pemkot Depok
Menurut ahli iklim IPMA, Vanda Pires, curah hujan yang lebih rendah dan suhu yang lebih tinggi disebabkan oleh perubahan iklim.
"Ini bagian dari konteks perubahan iklim," kata Pires, pada AP.
Meski demikian, munculnya kota hantu Aceredo ternyata juga membawa berkah bagi pariwisata. Kota ini pun jadi spot wisata dadakan bagi turis yang ingin melihat langsung keadaan kota hantu tersebut.
Pemandangan reruntuhan kota tersebut tersingkap karena kekeringan yang melanda. Turis pun bisa melihat kembali kota yang dulu pernah berjaya di masa lampau tersebut. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.