Di Brasil, lebih dari 200 lumba-lumba Guyana diyakini telah
mati karena penyakit tersebut dari November hingga Desember 2017.
Dr. West mengatakan bahwa dia sangat prihatin dengan spesies
yang terancam punah, seperti paus Pembunuh Palsu, yang populasinya hanya
tersisa 200 ekor.
Baca Juga:
Cuaca Panas Ekstrem, Ratusan Lumba-lumba Sungai Amazone Mati
Diberitakan, lumba-lumba Fraser sangat suka bersosialisasi
dan ramah, dan mereka dikenal bergaul dengan lumba-lumba dan paus lainnya. Oleh
karena itu, lumba-lumba Fraser dapat membawa patogen yang sangat menular ini ke
bagian lain dunia. Ahli meminta pengelola satwa liar laut dan konservasionis
untuk waspada.
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menguji tingkat kekebalan lumba-lumba dan paus. Langkah itu diperlukan
guna menentukan tingkat infeksi sebelum dinyatakan sebagai wabah.
Pusat Diagnosis Penyakit, UH Health and Strand Lab,
menganalisis hanya kurang dari lima persen lumba-lumba dan paus yang mati di
Hawaii karena virus morbillivirus cetacea.
Baca Juga:
Penuh Luka, Seekor Lumba-lumba Ditemukan Terdampar di Pinggir Pantai
Kendati demikian tim tersebut meminta siapapun untuk
melaporkan penampakan mamalia laut yang mati dan menderita ke Marine Wildlife
Hotline National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.