“Kami tak bisa melihat kemana kami pergi dan kemudian memutuskan mematikan mesin dan menunggu, untuk menghemat bahan bakar,” tambahnya.
Mereka kemudian mengambang dan bergerak sejauh 400 km, selama 29 hari, dan kemudian melihat kapal nelayan di perairan New Britain, Papua Nugini.
Baca Juga:
Indonesia Nomor 1, Ini Daftar Negara Penghasil Minyak Sawit Terbesar Dunia
“Kami tak tahu berada di mana, tetapi tak menyangka berada di negara lain,” ujar Namjikana.
Keduanya begitu lemah ketika mereka tiba di Kota Pomio pada 2 Oktober.
Mereka harus dipapah untuk turun dari perahu dan menuju rumah terdekat.
Baca Juga:
Menteri Pertanian Dorong Pemkab Batang Produksi Kelapa Berkualitas Dunia
Sejak itu keduanya dirawat di klinik kesehatan setempat dan tinggal bersama penduduk Pomio.
Nanjikana mengatakan ia mengambil beberapa hal positif dari pengalaman tersebut.
Salah satunya bisa lari dari kekisruhan yang disebabkan wabah global Covid-19.