Dalam kesempatan sama, Pendiri Yayasan Komunitas Open Source, Arief Rama Syarif, menuturkan ada sejumlah cara yang dilakukan hacker untuk mengetahui identitas digital seseorang.
Cara itu, antara lain lewat jaringan WiFi publik, situs web yang tidak aman, upaya phishing, kata sandi lemah, pengaturan lokasi pada ponsel pintar, atau lewat pengikut baru di media sosial yang tak dikenal.
Baca Juga:
Serangan Siber Incar Anak-anak, Jutaan Upaya Peretasan Roblox Terungkap
“Oleh karena itu, pastikan keamanan dari gawai yang digunakan atau keamanan di media sosial lewat pemakaian kata sandi kuat berupa kombinasi huruf dan angka. Jaga data pribadi sebaik mungkin dan jangan diumbar di media sosial. Ingat, selalu waspada untuk tidak mudah mengklik tautan yang tidak dikenal,” kata Arief.
Arief mengingatkan agar modus link phishing ini tidak dianggap remeh. Pasalnya, dampak apabila seseorang menjadi korban link phishing adalah data-data pribadinya disalahgunakan atau bisa juga dijual ke pihak lain.
"Selain itu, korban berpotensi mengalami kerugian finansial. Contoh modus yang kerap digunakan pelaku link phishing adalah dengan memberi iming-iming hadiah," imbuhnya.
Baca Juga:
Hingga Februari 2025, OJK Terima 42.257 Aduan Soal Penipuan dengan Kerugian Capai Rp 700 Miliar
Periksa Keamanan Gawai Secara Rutin
Sementara itu, Humas Relawan TIK Kota Cirebon, Ahmad Fikri Gunawan, menyampaikan selain menggunakan kata sandi yang kuat pada akun media sosial maupun pada perangkat gawai yang digunakan, cara agar terhindar dari penipuan link phishing adalah dengan rutin memeriksa keamanan gawai.
Selain itu, waspadai pesan dan telepon dari pihak yang tak dikenal. Jangan mudah tergiur tawaran hadiah yang kerap dijadikan langkah awal pelaku link phishing.