WahanaNews.co | Gas air mata jadi perbincangan hangat beberapa hari belakangan. Itu tak lain buntut insiden mengerikan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang menewaskan hingga 127 korban jiwa.
Salah satunya karena penggunaan gas air mata yang tidak pada tempatnya. Lantas, sebetulnya apa itu gas air mata?
Baca Juga:
Soal Dugaan Mark Up Pengadaan Gas Air Mata, Mabes Polri Angkat Suara
Gas air mata ialah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, dan tenggorokan. Istilah gas air mata seringkali terdengar saat terjadi kerusuhan pada demo ataupun pagelaran olahraga. Seperti halnya peristiwa yang baru terjadi di Stadion Kanjuruhan Sabtu malam pekan lalu itu. Gas air mata sendiri adalah senyawa halogen organic sintetik yang bukan merupakan gas sejati dalam kondisi standar (normal).
Biasanya, senyawa halogen organic buatan tersebut berbentuk cairan atau padatan ketika disemprotkan agar terdispersi ke udara seperti halnya gas. Maka dari itu disebut gas air mata. Bahan dasar gas air mata sendiri lebih mirip dengan koloid berbentuk aerosol dibandingkan dengan gas sejati.
Dua senyawa yang merupakan dasar terbuatnya gas air mata adalah chloroacetophenone atau CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau CS.
Baca Juga:
Dugaan Mark Up Pengadaan Gas Air Mata, KPK Sebut Bakal Verifikasi Laporan
Chloroacetophenone (CN) merupakan padatan berbentuk kristal putih yang lebih padat dari air dan tidak larut dalam air, yang memiliki bau seperti bunga.
Gas CN merupakan bahan pembuatan gas air mata yang mempunyai sifat iritatif. Paparan jangka pendek pada gas CN sendiri dapat menyebabkan rasa sakit dan perih, hinga luka bakar kimia pada kulit manusia.
Senyawa kimia pembuat gas airmata selanjutnya yakni chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Gas CS menyebabkan iritasi yang lebih kuat daripada gas CN. Gas CS inilah yang secara otomatis akan membuat mata seseorang yang terpapar gas air mata menjadi perih dan sakit. Gas CS menimbulkan pula rasa sakit terbakar, tercekik, sesak, dan dapat memicu masalah pernapasan seperti asma karena gas tersebut mengikat reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 & TRPV1.