Kondrit
sendiri diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yakni biasa dan karbon.
Kondrit biasa adalah jenis meteorit berbatu yang paling umum. Sebanyak 86
persen dari semua meteorit yang jatuh ke Bumi merupakan kondrit biasa.
Kondrit
terbentuk dari debu dan partikel kecil yang bersatu membentuk asteroid di tata
surya awal, lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu.
Baca Juga:
Tapanuli, Calon Provinsi Baru Hasil Pemekaran Sumatera Utara
Karena
terbentuk pada waktu yang sama dengan tata surya, kondrit merupakan bagian
integral dari studi tentang asal-usul, usia, dan komposisi tata surya.
Sedangkan
kondrit berkarbon diketahui jauh lebih jarang daripada kondrit biasa. Para
astronom menilai kondrit karbon terbentuk jauh dari matahari, saat tata surya
awal berkembang.
Sesuai
dengan namanya, kondrit berkarbon mengandung unsur karbon, biasanya berupa
senyawa organik seperti asam amino. Kondrit berkarbon juga sering mengandung
air atau bahan yang dibentuk oleh adanya air.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dekat Pesta Rakyat Malam Puncak HUT Kota Medan Ke-434 Tahun 2024
Seperti
kondrit biasa, kondrit berkarbon dapat diklasifikasikan secara lebih singkat
berdasarkan komposisi mineralnya.
Semua
kelompok kondrit berkarbon ditandai dengan kode dua atau tiga huruf yang
dimulai dengan C.
Kondrit
berkarbon sering dinamai sesuai dengan spesimen pertama dari jenis yang
ditemukan.